Salin Artikel

Cerita Pramono Anung soal Rapat Kabinet: Presiden Tak Suka Menteri "Ngomong" Terlalu Lama

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung membagikan cerita tentang "dapur kabinet" Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Cerita itu dibagikannya dalam tayangan perdana Podcast Kabinet dan Sekretariat Kabinet (Podcabs) yang ditayangkan YouTube Sekretariat Kabinet dan Spotify.

Dalam podcast yang dipandu oleh Staf Khusus Milenial Putri Tanjung itu, Pramono menyampaikan salah satu fungsi utama Setkab adalah mengelola penyelenggaraan sidang kabinet dan termasuk rapat terbatas (ratas), yang merupakan forum tertinggi pengambilan keputusan pada kabinet pemerintahan di Indonesia.

“Semua keputusan (diambil) di sidang kabinet. Termasuk mulai dari urusan vaksin, urusan evaluasi PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), itu semuanya oleh Presiden diputuskan dalam Sidang Kabinet,” ujar Pramono.

Dia menuturkan, dalam sidang kabinet para menteri akan memaparkan usulan kebijakan untuk kemudian diputuskan oleh Presiden Jokowi.

Misalnya mengenai penetapan harga minyak goreng yang sempat naik.

“Presiden memutuskan harga minyak goreng, minyak curah menjadi Rp14.000, itu tentunya usulannya dari menterinya, dan menterinya kemudian menyampaikan di dalam sidang kabinet, dalam ratas,” ungkapnya.

Pramono lantas menjelaskan lebih rinci mengenai proses pengambilan keputusan di sidang kabinet.

Pertama, secara berkala pihaknya akan mengusulkan materi sidang kabinet kepada Presiden Jokowi.

Topik pembahasan yang sudah disetujui presiden kemudian akan diagendakan untuk dibahas dalam sidang kabinet.

“Presiden sudah setuju misalnya minggu ini satu, dua, tiga, empat, lima (topik) yang dirapatkan, itu kemudian langsung kita persiapkan. Setelah itu presiden akan memberikan arahan di dalam ratas itu,” terangnya.

Pramono menegaskan, pihaknya berperan sebagai "ketua kelas" dalam kabinet pemerintahan.

Dalam penyelenggaraan sidang kabinet, dia menentukan para menteri yang dapat menyampaikan paparan beserta alokasi waktu pemaparan berdasarkan prioritas substansinya.

“Kalau topiknya menarik, itu yang daftar (untuk presentasi) bisa puluhan. Padahal waktunya yang kita kasih kesempatan mungkin hanya empat hingga orang," kata Pramono.

"Itu harus kita pilih. Kita harus tahu menteri mana yang substansinya lebih dibutuhkan oleh Presiden, based on priority,” jelasnya.

Oleh karenanya, Pramono menyebut pelaksanaan sidang kabinet sebagai forum pengambilan keputusan berlangsung sangat efektif.

Dalam waktu yang sangat singkat, para menteri harus dapat memaparkan substansi yang ingin disampaikan.

Dicontohkannya, untuk satu ratas secara keseluruhan dialokasikan waktu satu jam.

“Jadi satu Ratas itu kita alokasikan waktu satu jam. Presiden (Jokowi) adalah presiden yang enggak senang basa basi. Enggak senang menterinya ngomong terlalu lama, yang penting adalah substansinya apa dan apa yang harus beliau putuskan,” ungkapnya.

Mantan anggota DPR itu menegaskan, sebagai ketua kelas dia juga dituntut disiplin dalam menerapkan aturan bagi para anggota kabinet.

Salah satunya, para menteri harus menghadiri sidang kabinet paripurna yang digelar setiap bulannya.

“Kita harus ada waktunya tegas tapi harus ada waktunya juga ada toleransi. Jadi untuk sidang kabinet paripurna biasanya mau siapa saja (yang izin tidak hadir) pasti enggak (dikasih)," tegasnya.

"Kalau untuk ratas bagi menteri yang akan presentasi dia tetap harus ada. Tetapi yang bukan yang menjadi main topic-nya, oke diizinkan,” tuturnya.

Pramono juga mengungkapkan, bahwa Sekretariat Kabinet harus selalu siap untuk menyelenggarakan sidang kabinet kapan dan di mana saja.

Tak jarang Presiden Jokowi juga meminta diagendakan sidang labinet di saat melakukan kunjungan kerja di berbagai daerah di tanah air.

“Yang harus disiapkan banyak, keputusan-keputusan, risalah rapat, putusannya Presiden, dan enggak boleh salah karena itu yang paling penting. Dan alhamdulillah, sampai hari ini relatif enggak pernah salah,” tutur Pramono.

Sebut Jokowi workaholic

Dalam kesempatan yang sama, Pramono pun mengungkapkan suka-duka menjadi Sekretaris Kabinet.

Sebagai sekretaris presiden di bidang pemerintahan, dia kerap diminta Presiden Jokowi untuk mendampingi di berbagai kegiatan.

Pramono mengungkapkan bahwa dirinya sangat menikmati pekerjaan yang ia lakoni saat ini.

“Saya (dan) Mas Pratik (Menteri Sekretaris Negara Pratikno) itu dua orang yang praktis enggak pernah istirahat. Kita tapi enjoy dan sebagai tim kerja menurut saya ini salah satu tim kerja yang sangat kompak,” kata Pramono.

Menurutnya, diperlukan stamina yang prima dalam mendampingi kepala negara.

Sebab Presiden Jokowi adalah sosok yang sangat enerjik dan kerap melakukan kunjungan kerja ke berbagai daerah di Tanah Air.

“Kita melayani presiden yang terus terang workaholic, enggak pernah bisa diam, selalu bekerja, travelling ke mana-mana," tutur Pramono.

"Kalau kita sendiri tidak sehat, tidak kuat, tidak menyiapkan diri pasti akan kedodoran,” ujarnya.

Dia pun membagikan kiat agar tetap prima dalam menjalani aktivitas bersama Presiden Jokowi.

Salah satunya dengan rutin berolahraga terutama bersepeda.

“Minimal (bersepeda) seminggu tiga kali, jadi setiap Selasa, Kamis, Sabtu. Sabtu 100 kilometer. Jadi targetnya seminggu 200 kilometer,” tambahnya.

https://nasional.kompas.com/read/2022/02/07/10012921/cerita-pramono-anung-soal-rapat-kabinet-presiden-tak-suka-menteri-ngomong

Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke