Salin Artikel

RI Siapkan Rencana Kontigensi Bagi WNI di Tengah Konflik Ukraina-Rusia

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyatakan saat ini masih memantau perkembangan kondisi Ukraina dan Rusia yang tengah memanas.

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kemenlu Judha Nugraha mengatakan, pihaknya tengah membangun rencana kontigensi untuk mengantisipasi bila terjadi peningkatan ketegangan di antara kedua negara.

Hal ini berkaitan dengan nasib 131 WNI yang saat ini diketahui berada di Ukraina.

"KBRI di Kiev dan beberapa perwakilan di wilayah Ukraina tengah membangun rencana kontigensi untuk mengantisipasi bila ada eskalasi di kemudian hari," ujar Judha dalam press briefing yang diadakan secara virtual, Kamis (5/1/2022).

Ia pun menjelaskan dari 131 WNI yang saat ini berada di Ukraina, sebanyak 78 orang di antaranya berada di Kiev. Sementara sisanya tersebar di beberapa wilayah lain di Ukraina.

Judha mengatakan, berdasarkan laporan KBRI di Kiev, kondisi saat ini terpantau normal.

Namun demikian, pihak KBRI di Kiev telah mengeluarkan imbauan kepada para WNI yang ada di sana untuk melakukan lapor diri secara online melalui laman peduliwni.kemlu.go.id.

"Sehingga data KBRI paling update, selain itu juga tetap waspada dan kami selalu berkomunikasi dengan KBRI dan KBRI sudah membangun WA group (grup Whatsapp) untuk 131 WNI tersebut untuk memastikan jalur komunikasi antara KBRI dengan WNI di sana selalu terjalin," jelas Judha.

Langkah-langkah kontigensi yang dipersiapkan meliputi penetapan beberapa status, mulai dari darurat 1-3 di mana masing-masing status terdapat parameter untuk mengambil langkah baik oleh KBRI maupun oleh pemerintah pusat.

"Ini sesuai dengan Permenlu Nomor 5 Tahun 2018 tentang Perlindungan WNI di Luar Negeri, setiap perwakilan Indonesia wajib memiliki rencana kontigensi untuk perlindungan WNI baik di dalam kondisi aman maupun tidak aman seperti yang saat ini di Ukraina," ujar Judha.

Ketegangan antara Rusia dan Ukraina kembali meningkat setelah Moskwa mengumpulkan lebih dari 100.000 tentaranya di dekat perbatasan dengan Ukraina.

Akibat situasi yang kian memanas, Kementerian Luar Negeri AS pun telah meminta keluarga personel Kedubes AS di Ukraina untuk meninggalkan negara tersebut per Senin (24/1/2022) lalu.

Menyusul AS, Jepang juga sempat mengeluarkan pernyataan untuk mempertimbangkan mengevakuasi warga negaranya dari Ukraina.

Adapun berdasarkan kabar terkini, saat ini Ukraina telah berhasil melakukan diplomasi dengan Rusia.

Namun demikian, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan, keberhasilan diplomasi tersebut tak berarti sudah bisa bersantai.

Menlu Ukraina menyebutkan bahwa diplomasi membantu mencegah ancaman serangan militer Rusia.

Meski begitu, skenario terburuk tetap ada dan Ukraina menanggai serius semua kemungkinan.

"Yang meyakinkan adalah kita melihat diplomasi membuahkan hasil. Ini bukan berarti kita bisa santai dan percaya bahwa skenario terburuk dapat dihindari," ujar Kuleba.

https://nasional.kompas.com/read/2022/02/03/17172671/ri-siapkan-rencana-kontigensi-bagi-wni-di-tengah-konflik-ukraina-rusia

Terkini Lainnya

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke