Salin Artikel

Begini Penampakan Kerangkeng Manusia di Rumah Bupati Langkat

Berdasarkan gambar dari Perhimpunan Indonesia untuk Buruh Migran Berdaulat, Migrant Care, kerangkeng yang dimaksud serupa penjara lengkap dengan besi dan gembok.

Menurut Migrant Care, ada dua sel kerangkeng manusia yang digunakan untuk memenjarakan sebanyak 40 orang pekerja.

Menurut Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi, kerangkeng di rumah Terbit sudah ada sejak 2012. Dari gambar memang tampak terlihat besi kerangkeng sudah berusia cukup lama.

Polda Sumut menyebut dua kerangkeng di rumah Terbit berukuran 6x6 meter.

Rumah Terbit sendiri terbilang cukup mewah dan luas. Tampak rumah tersangka korupsi ini memiliki pagar yang cukup tinggi.

Di bagian belakang rumah Terbit terdapat sejumlah bangunan, termasuk kawasan parkir dan lapangan tenis.


Selain bergaya modern, rumah Terbit terbilang asri karena banyak ditanami pepohonan.

Siapa sangka, di balik rumah indah tersebut terdapat kerangkeng yang digunakan untuk memenjarakan puluhan orang.

Pada salah satu konten YouTube di channel Pemkab Langkat, Terbit sempat memperlihatkan kerangkeng manusia yang dibuatnya.

Di dekat kerangkeng sel terlihat sebuah kolam. Tak jauh dari situ juga ada lokasi pengelolaan hasil sawit.

Terbit menunjukkan sejumlah orang yang dikurung di dalam kerangkeng sel di rumahnya. Terlihat ada dua dipan kayu panjang pada sisi kanan dan kiri sel, yang sepertinya dipergunakan untuk tidur orang-orang di dalamnya.

Baju-baju tampak bergantungan di atas kedua dipan kayu. Selain baju, terlihat ada kotak-kotak di rak bagian atas.

Kotak-kotak itu diperkirakan berisi barang-barang keperluan milik para pekerja sawit yang dikurung dalam kerangkeng. Sebuah dispenser terlihat berada di luar kerangkeng.

Dalam wawancara di video yang diposting di channel YouTube Pemkab Langkat, Terbit mengklaim kerangkeng di rumahnya dipergunakan sebagai tempat pembinaan masyarakat yang melakukan penyalahgunaan narkoba.

"Saya ada menyediakan tempat rehabilitasi narkoba. Itu bukan rehabilitas, tapi tempat pembinaan yang saya buat selama ini untuk membina masyarakat yang penyalahgunaan narkoba. Tempat pembinaan," ujar Terbit.

Namun politikus Golkar itu tak mengungkap mengapa ia yang melakukan pembinaan pelaku penyalahgunaan narkoba.

Mengapa Terbit tak menyerahkan rehabilitasi narkoba kepada pihak-pihak yang berwenang?


Polisi mengungkap, BNNK Langkat sudah sempat berkoordinasi dengan Terbit Rencana Perangin-angin terkait tempat rehabilitasi narkoba.

Menurut BNNK, jika memang ingin menjadikan lokasi itu sebagai tempat rehabilitas, harus ada perizinannya. Namun sampai sekarang, Terbit Rencana Perangin-angin tak mengurus perizinannya.

"Selnya ada. Ruang tahanan itu ada, betul dan ini yang sedang didalami tim. Tim sudah meminta keterangan dua penjaga di tempat itu," ungkap Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi, Senin (24/1/2022).

Menurut Polisi, dua sel yang ada di rumah Terbit diisi 27 orang yang setiap hari bekerja di kebun sawit. Saat pulang bekerja, kata Hadi, mereka akan dimasukkan ke dalam kerangkeng lagi.

"(Saat ini) mereka masih ada di situ (kerangkeng)," tuturnya.

Hadi mengatakan, 27 orang tersebut diantarkan sendiri oleh orangtua masing-masing. Bahkan, para orangtua dan menandatangani surat pernyataan.

"Mereka datang ke situ diantarkan oleh orangtuanya dengan menandatangani surat pernyataan. Isinya antara lain, direhabilitasi, dibina dan dididik selama 1,5 tahun. Mereka umumnya adalah warga sekitar lokasi," kata Hadi.

Diduga untuk penjara pekerja sawit

Migrant Care menyatakan, dua kerangkeng di rumah Terbit Perangin-angin digunakan sebagai penjara bagi para pekerja sawit yang bekerja di ladang bupati tersebut.

"Kerangkeng penjara itu digunakan untuk menampung pekerja mereka setelah mereka bekerja. Dijadikan kerangkeng untuk para pekerja sawit di ladangnya," kata Ketua Migrant Care Anis Hidayah, Senin (24/1/2022).

Anis mengungkapkan, ada dua sel dalam rumah Terbit yang digunakan untuk memenjarakan sekitar 40 orang pekerja. Jumlah pekerja itu kemungkinan besar lebih banyak daripada yang saat ini telah dilaporkan.


Mereka disebut bekerja sedikitnya 10 jam setiap harinya. Selepas bekerja, mereka dimasukkan ke dalam kerangkeng, sehingga tak memiliki akses keluar.

Para pekerja bahkan diduga hanya diberi makan dua kali sehari secara tidak layak, mengalami penyiksaan, dan tak diberi gaji.

Migrant Care menilai situasi ini jelas bertentangan dengan hak asasi manusia, prinsip-prinsip pekerjaan layak yang berbasis HAM, dan prinsip antipenyiksaan.

Pada Senin kemarin, Migrant Care sudah melaporkan dugaan perbudakan manusi itu ke Komnas HAM di Jakarta.

Kepada Komnas HAM, Migrant Care juga melampirkan beberapa dokumentasi, termasuk foto pekerja yang wajahnya babak-belur diduga akibat penyiksaan di kerangkeng.

Komnas HAM menegaskan bahwa pihaknya bakal berupaya secepat mungkin melakukan investigasi guna melindungi para pekerja di sana.

https://nasional.kompas.com/read/2022/01/25/15111141/begini-penampakan-kerangkeng-manusia-di-rumah-bupati-langkat

Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke