Salin Artikel

Mayjen Maruli Simanjuntak, Menantu Luhut yang Dinilai Punya Kans Jadi Pangkostrad

JAKARTA, KOMPAS.com - Jabatan Panglima Komando Cadangan Startegis Angkatan Darat (Pangkostrad) sudah dua bulan lebih mengalami kekosongan selepas Jenderal Dudung Abdurachman menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).

Selama kekosangan ini, muncul sejumlah nama yang digadang-gadang bakal menjadi pemimpin satuan tempur terbesar TNI AD, yakni Pangdam IX/Udayana Mayjen Maruli Simanjuntak dan Pangdam III/Siliwangi Mayjen Agus Subiyanto.

Keduanya tergolong sama-sama mempunyai kedekatan dengan Presiden Joko Widodo karena Maruli dan Agus Subiyanto merupakan eks Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres).

Selain itu, Maruli merupakan menantu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.

Direktur Institut for Security and Strategic Study (ISES) Khairul Fahmi menilai, Maruli dan Agus Subiyanto memiliki peluang lantaran keduanya tengah mengemban jabatan Pangdam atau pun pernah mengisi jabatan bintang dua lainnya.

"Tentu saja dalam hal ini Maruli memang memiliki peluang. Namun bukan hanya dia, ada sederetan perwira bintang dua yang juga layak untuk mengisi jabatan Pangkostrad," ujar Fahmi kepada Kompas.com, Kamis (13/1/2022).

Meski demikian, Fahmi menyebut, peluang itu bisa saja sirna apabila dalam penunjukkannnya ternyata mempertimbangkan aspek senioritas.

Maruli yang merupakan abituren Akademi Militer (Akmil) 1992 dianggap tidak akan menjadi pilihan utama karena masih ada sederet seniornya yang sama-sama layak mengemban jabatan tersebut.

"Maruli yang merupakan alumni Akmil 1992, tidak akan berada di prioritas pertama karena ada sejumlah senior di generasi Akmil 90-an yang juga layak, memiliki prestasi dan kaya pengalaman," kata Fahmi.

Perjalanan karier militer Maruli

Pria kelahiran 27 Februari 1970 ini merupakan abituren Akademi Militer (Akmil) 1992 yang berpengalaman di Infanteri Kopassus dan Detasemen Tempur Cakra.

Selepas menempuh ilmu dari Akmil, sejumlah jabatan strategis pernah didudukinya. Jabatan penting pertama kali diembannya ketika dipercaya menjadi Komandan Detasemen Tempur Cakra pada 2002.

Berselang tiga tahun kemudian, ia menjadi seorang Perwira Bantuan Madya Operasi Kopassus mulai 2005 hingga 2008.

Pada 2008 itu juga Maruli kemudian dipercaya mengisi posisi Komandan Batalyon (Danyon) 21 Grup 2/Sandhi Yudha. Jabatan ini dilakoninya hingga 2009.

Di tahun yang sama, Maruli kemudian mendapatkan promosi jabatan dengan ditunjuk sebagai Komandan Sekolah Komando Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdikpassus) hingga 2010.

Pada 2010-2013, Maruli kemudian dipercaya menjadi Wakil Komandan Grup 1/Para Komando dan pada 2013 ia mengemban posisi Komandan Grup 2/Sandhi Yudha hingga 2014.

Pada 2014, Maruli menjadi Asisten Operasi Komandan Jenderal Kopassus. Pada tahun yang sama, Maruli ditunjuk menjadi Komandan Grup A Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) hingga 2016.

Lalu, pada 2016-2017, Maruli mengemban posisi Komandan Korem 074/Warastratama dan menjadi Wakil Komandan Paspampres pada 2017-2018.

Selanjutnya, ia menjadi Kepala Staf Kasdam IV/Diponegoro pada 2018 dan Komandan Paspampres pada 2018-2020.

Jabatan terakhir yang dijalaninya saat ini adalah sebagai Pangdam IX/Udayana sejak 2020 hingga kini.

https://nasional.kompas.com/read/2022/01/19/14352721/mayjen-maruli-simanjuntak-menantu-luhut-yang-dinilai-punya-kans-jadi

Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke