Meski kasus positif Covid-19 terus bertambah, menurutnya pemerintah akan melakukan berbagai langkah mitigasi agar peningkatan kasus yang terjadi lebih landai dibandingkan negara lain.
"Pengetatan mobilitas akan kita jadikan opsi terakir untuk dilakukan," ujar Luhut dilansir dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (17/1/2022).
Selain itu, Luhut mengimbau pelaksanaan work from office (WFO) tidak perlu 100 persen apabila tidak diperlukan.
Masing-masing kantor dapat mengatur sendiri situasi kapasitas WFO maupun work from home (WFH).
"Kami mengimbau kalau di kantor tak perlu 100 persen ya tak usah 100 persen hadir. Jadi diatur saja dilihat situasinya apakah dibikin 75 persen untuk dua pekan ke depan," ujar Luhut.
"Bisa dilakukan asesmen oleh kantor masing-masing. Ini khususnya (untuk) kantor sebab kalau industri saya kira tidak ada masalah," lanjutnya.
Luhut mengungkapkan, berdasarkan berbagai data diamati pemerintah, dapat diprediksi puncak gelombang Omicron di Indonesia terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret 2022.
Pemerintah mengupayakan berbagai penanganan agar lonjakan kasus nantinya membebani sistem kesehatan.
Berbagai langkah yang dilakukan adalah penegakan protokol kesehatan dan akselerasi vaksinasi Covid-19.
Sementara itu menurut Menko Perekonomian Airlangga Hartarto perkembangan penyebaran kasus varian Omicron di Indonesia per 15 Januari 2021 terjadi tren kenaikan kasus.
Selain itu mulai naiknya kasus karena transmisi lokal juga terjadi.
Namun, daat ini kasus varian Omicron masih didominasi oleh pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) yakni sebesar 78,75 persen.
"Dan paling banyak adalah pelancong yang baru kembali dari Turki," ujar Airlangga.
Dia melanjutkan, belajar dari Afrika Selatan dan Inggris, waktu menuju puncak gelombang varian omicron adalah 37 dan 42 hari.
Kemudian, meskipun angka kasus tinggi, angka kematian akibat varian Omicron cukup rendah.
“Puncak kasus Omicron diperkirakan mulai terjadi pada akhir Januari atau awal Februari 2022. Lebih kurang 40 hari sejak kasus mulai naik. Maka itu, arahan Bapak Presiden meminta kita sebaiknya tidak melakukan perjalanan ke luar negeri, kalau tidak ada hal yang urgent,” tegas Airlangga.
Dia juga mengungkapkan, jumlah kasus aktif Covid-19 per 15 Januari 2022 sebesar 8.463 kasus atau naik 92,38 persen dari kasus per 1 Januari 2022 yakni 4.399 kasus.
Proporsi kasus kktif dari Luar Jawa-Bali sebesar 23,0 persen atau 1.944 kasus dari 8.458 kasus nasional.
Sedangkan, Kasus Konfirmasi Harian per 15 Januari 2022 adalah 1.054 kasus dan rata-rata 7 hari sebesar 733 kasus.
“Angka reproduksi kasus efektif (Rt) beberapa Pulau mengalami kenaikan, kecuali di Pulau Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Papua. Namun, Rt nasional masih ada di level 1 atau terkendali,” jelas Airlangga.
"Adapun hal yang patut diwaspadai, adalah jumlah kematian (case fatality rate/CFR) yang dalam dua minggu terakhir meningkat sebesar 29,03 persen dari total 31 kasus menjadi total 40 kasus dalam 7 hari terakhir," tambahnya.
https://nasional.kompas.com/read/2022/01/17/08360531/kasus-omicron-meningkat-luhut-pengetatan-mobilitas-kita-jadikan-opsi