Salin Artikel

Sejarah Eijkman, Lembaga yang Dilebur ke BRIN dan Tuai Kontroversi

Lembaga itu juga kini berganti nama menjadi Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman dari yang sebelumnya Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.

Peleburan tersebut menuai kontroversi lantaran ada 113 tenaga honorer yang tidak diperpanjang kontraknya atau diberhentikan.

Kendati demikian, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menepis kabar yang menyebutkan bahwa tenaga honorer yang diberhentikan itu tak mendapat pesangon.

"Ya tentu tidak benar. Kecuali, bagi yang memang tidak berkenan memilih salah satu opsi dari kami. Tentu kami juga tidak bisa memaksa," kata Laksana saat dihubungi Kompas.com, Minggu (2/1/2022).

Sejarah Eijkman

Dikutip dari situs resminya, Eijkman merupakan lembaga penelitian pemerintah yang bergerak di bidang biologi molekuler dan bioteknologi kedokteran.

Lembaga ini semula bernaung di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Kemenristekdikti).

Adapun Kemenristekdikti kini telah dilebur ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

Misi dari lembaga Eijkman yakni memajukan perkembangan penelitian dasar dan terapan bidang biologi molekuler di Indonesia.

Lembaga ini berfokus pada biomedis, biodiversitas, bioteknologi dan biosekuritas, serta menerapkan kemajuan tersebut untuk kesejahteraan masyarakat Tanah Air.

Adapun nama lembaga ini diambil dari Christiaan Eijkman, peraih nobel kedokteran yang melakukan penelitian mengenai penyakit beri-beri di cikal-bakal lembaga ini pada awal dasawarsa 1900-an dan meletakkan dasar mengenai penemuan vitamin.

Siapa Christiaan Eijkman?

Dikutip dari situs resmi Nobel Prize, Christiaan Eijkman lahir pada 11 Agustus 1858 di Nijkerk, Belanda dan meninggal pada 5 November 1930 di Utrecht, Belanda.

Melansir Encyclopaedia Britannica, Eijkman adalah dokter dan ahli patologi Belanda yang menunjukkan keterkaitan antara pola makan buruk yang menyebabkan beri-beri dan berujung pada penemuan vitamin.

Penemuan itu membawa Eijkman pada kemenangan atas Nobel dalam bidang Fisiologi atau Kedokteran bersama Sir Frederick Hopkins pada 1929.

Adapun Eijkman menerima gelar dokter dari University of Amsterdam pada 1883 dan menjabat sebagai petugas medis di Hindia Belanda (1883-1885).

Ia bekerja dengan Robert Koch di Berlin pada penelitian bakteriologis dan kembali ke Jawa pada 1886 untuk menyelidiki penyebab beri-beri.

Kala itu, Eijkman diangkat sebagai direktur laboratorium penelitian untuk anatomi patologis dan bakteriologi dari Sekolah Kedokteran Jawa di Batavia (Jakarta).

Pada 1890, terjadi polineuritis pada ayam-ayam yang dijadikan percobaan. Eijkman melihat kemiripan mencolok yang terjadi pada ayam-ayam dan polineuritis yang terjadi pada beri-beri

Dilansir dari Portal Informasi Indonesia, penyakit beri-beri menyerang penduduk di Pulau Jawa yang membuat otot tubuh melemah.

Jika ditekan jari otot tidak segera kembali kenyal seperti semula. Gejala pelemahan otot ini disertai nafus makan hilang.

Akibatnya, orang menjadi lesu dan hilang kesadaran bahkan meninggal karena serangan jantung.

Pada 1897, Eijkman berhasil menunjukkan bahwa kondisi tersebut disebabkan makanan unggas yang menggunakan beras yang diberi pemutih.

Eijkman yakin, polineuritis disebabkan oleh zat kimia beracun, kemungkinan berasal dari mikroorganisme pada usus akibat nasi dari beras yang diputihkan tersebut.

Penelitian Eijkman menunjukkan beras yang diputihkan yang menjadi kesukaan orang Jawa ternyata kandungan nutrisinya rendah.

Sedangkan beras yang digiling biasa justru lebih bernutrisi. Karena terdapat lapisan kecoklatan di beras yang terdapat zat gizi yang kemudian diberi nama vitamin B1.

https://nasional.kompas.com/read/2022/01/03/11471381/sejarah-eijkman-lembaga-yang-dilebur-ke-brin-dan-tuai-kontroversi

Terkini Lainnya

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke