Salin Artikel

Total 3 Kasus Varian Omicron di Indonesia, Kasus Pertama Ternyata Masuk pada 27 November

Dengan demikian, Kemenkes memastikan saat ini ada tiga kasus konfirmasi varian Omicron di Tanah Air.

Menurut Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, dua kasus baru itu didapatkan dari hasil pemeriksaan sampel lima kasus probable Omicron yang baru kembali dari luar negeri.

“Dua pasien terkonfirmasi terbaru adalah IKWJ, 42 tahun, laki-laki, perjalanan dari Amerika Selatan serta M, 50 tahun, laki-laki, perjalanan dari Inggris," ujar Nadia dalam keterangan tertulis yang diunggah laman resmi Kemenkes pada Sabtu (18/12/2021).

Berstatus OTG dan sedang jalani karantina

Nadia mengungkapkan, saat ini pasien IKWJ dan pasien M sedang menjalani karantina di RSDC Wisma Atlet Kemayoran.

Dia menjelaskan, kedua pasien itu terkonfirmasi Omicron setelah menjalani karantina wajib 10 hari seusai kembali dari luar negeri.

Hal ini menunjukkan bahwa sistem proteksi pemerintah berjalan dengan baik untuk mencegah penularan dari pendatang dari luar negeri yang terjangkit Covid-19 akibat varian Omicron.

Sementara itu, menurut Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Suharyanto, dua pasien baru yang terinfeksi varian Omicron berstatus tanpa gejala.

Suharyanto menuturkan, pasien IKWJ yang baru pulang dari Amerika Selatan dirawat di lantai 6 pada tower 6 Wisma Atlet.

Kemudian, pasien M yang baru pulang dari Inggris dirawat di lantai 19 pada tower 5 Wisma Atlet.

Penyebab kasus pertama ditemukan

Pada Minggu (19/12/2021), Kemenkes kembali menyampaikan pernyataan tertulis mengenai asal muasal masuknya virus corona varian Omicron ke Indonesia.

Nadia mengatakan, kasus pertama yang menginfeksi pasien N diduga berasal dari warga negara Indonesia (WNI) yang tiba dari Nigeria pada 27 November 2021.

Pasien N merupakan pasien pertama yang terdeteksi terinfeksi varian Omicron. Dia adalah petugas kebersihan yang sehari-hari bertugas di RSDC Wisma Atlet Kemayoran.

"Setelah merunut kasus WNI yang positif Covid-19 di Wisma Atlet pada 14 hari ke belakang, kemungkinan besar indeks case (kasus pertama) Omicron adalah WNI, dengan inisial TF, usia 21 tahun, yang tiba dari Nigeria pada tanggal 27 November 2021," kata Nadia.

Dia menjelaskan, ada 169 WNI dari luar negeri yang melakukan karantina di Wisma Atlet selama periode 24 November hingga 3 Desember 2021.

Terhadap 169 WNI itu telah dilakukan tracing dengan hasil satu orang berinisial TF probable dengan kemungkinan besar tertular varian Omicron.

Adapun saat ini hasil test PCR untuk TF sudah dinyatakan negatif Covid-19.

Sebagaimana diketahui, sebelumnya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, pasien N tidak pernah melakukan perjalanan ke luar negeri.

Sehingga, dapat disimpulkan N tertular dari WNI yang datang dari luar negeri yang melakukan karantina di RSDC Wisma Atlet.

Kemenkes ingatkan pentingnya karantina

Dalam keterangan pers yang sama, Nadia menuturkan, terdeteksinya kasus pertama, kedua, dan ketiga penularan varian Omicron di Indonesia menunjukkan salah satu fungsi utama karantina kesehatan bagi setiap orang yang masuk ke Tanah Air.

Melalui karantina, pelaku perjalanan dari luar negeri akan dipantau dan diobservasi oleh petugas kesehatan.

Dengan demikian, apabila pelaku perjalanan tersebut didapati positif Covid-19 bisa dengan segera dilakukan tracing.

Tidak hanya itu, melalui karantina pula pelaku perjalanan yang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan gejala bisa langsung ditangani petugas medis.

"Terdeteksinya varian Omicron di Indonesia merupakan salah satu keberhasilan dari karantina dan kita bisa dengan segera melakukan tracing untuk mencegah meluasnya penularan Omicron,” tegas Nadia.

Ia mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai penyebaran varian Omicron dan virus Corona jenis lainnya.

Caranya yakni dengan mengurangi mobilitas, tetap menggunakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak.

"Jangan lengah dan tetap waspada terhadap penularan virus corona, terutama Omicron yang laju penyebarannya sangat cepat," katanya.

Masyarakat diminta tak keluar negeri

Lebih lanjut, Nadia pun mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan tidak melakukan perjalanan ke luar negeri terlebih dahulu.

Terlebih lagi,mengingat laju penyebaran Omicron terbukti sangat cepat.

“Indonesia adalah salah satu negara paling aman dari Covid-19. Jika kita keluar negeri, maka kita akan keluar dari zona aman menuju zona berbahaya," tutur Nadia.

"Jika kembali, nanti akan berpotensi membawa Omicron ke Indonesia dan pastinya akan merusak situasi yang sudah kondusif ini,” lanjutnya.

Dia juga mengingatkan, kasus Covid-19 di beberapa negara Eropa, Afrika, dan Amerika saat ini melonjak tajam mencapai rekor tertinggi.

Hal ini terjadi seiring dengan menyebarnya varian Omicron yang memiliki daya tular lima kali lipat dari varian Delta.

"Varian Delta pernah menggiring Indonesia ke rekor tertinggi penularan Covid-19 di bulan Mei dan Juni lalu yang mengakibatkan tertekannya fasilitas kesehatan," ujar Nadia.

Tak bisa tutup total pintu masuk ke Indonesia.

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan Covid-19 (Satgas) Sonny Harry B Harmadi mengatakan, masuknya varian virus Corona B.1.1.529 atau Omicron tidak terelakkan mengingat laju penularannya sangat cepat.

Sonny juga mengatakan, pemerintah tak bisa menutup secara total pintu masuk kedatangan internasional karena banyak warga negara Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri kembali ke Tanah Air.

"Kita kan tidak bisa menutup total pintu masuk kita, kenapa? Terutama karena masih banyak WNI kita yang lakukan repatriasi pulang ke Indonesia, kembali ke Indonesia," kata Sonny dalam diskusi Polemik Trijaya bertajuk "Heboh Omicron" pada Sabtu.

"Kalau WNA mungkin kita bisa cegah sementara waktu tetapi untuk WNI dan tidak mungkin menolak mereka masuk," lanjutnya.

Oleh karenanya, Sonny mengatakan, pelaku perjalanan internasional tetap bisa masuk ke Indonesia sesuai ketentuan yang ditetapkan.

Meski demikian, ia mengimbau WNI yang berada di luar negeri untuk menunda kembali ke Tanah Air untuk meminimalisasi risiko terinfeksi varian baru virus corona.

Sementara itu, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Suharyanto mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi untuk membahas penambahan daftar negara yang warganya dilarang masuk ke Indonesia.

Hal ini sebagai tindak lanjut atas perkembangan terbaru situasi penularan varian Omicron di Indonesia.

"Kami akan laksanakan koordinasi dengan seluruh unsur terkait, untuk membahas hal tersebut (penambahan daftar negara)," ujarnya saat dikonfirmasi, Sabtu.

Sebagaimana diketahui, pemerintah saat ini melarang masuknya WNA dari 11 negara.

Ke-11 negara itu terdiri dari tiga negara yang telah mengonfirmasi adanya transmisi komunitas varian baru SARS-CoV-2 B.1.1.529 atau varian Omicron, yakni Afrika Selatan, Botswana, dan Hong Kong.

Lalu, ada delapan negara yang secara geografis berdekatan dengan negara transmisi komunitas kasus varian Omicron secara signifikan, yakni Angola, Zambia, Zimbabwe, Malawi, Mozambique, Namibia, Eswatini, dan Lesotho.

Namun, pemerintah tidak melarang masuknya WNI dari 11 negara itu. Hanya saja, mereka diwajibkan melakukan masa karantina selama 14 hari.

https://nasional.kompas.com/read/2021/12/20/05572701/total-3-kasus-varian-omicron-di-indonesia-kasus-pertama-ternyata-masuk-pada

Terkini Lainnya

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke