Salin Artikel

KPAI Minta Orangtua Dampingi Anak dalam Berkomunikasi di Dunia Maya

Hal itu disampaikan Retno setelah pihak kepolisian menangkap pelaku S yang melakukan kekerasan seksual pada belasan anak melalui game online Free Fire.

"KPAI menyampaikan keprihatinan atas kasus kejahatan cyber yang menimpa anak-anak dari aktivitas menggunakan game online, yang memungkinkan pelaku dapat mengakses nomor handphone korban," ujar Retno kepada Kompas.com, Rabu (1/12/2021).

"Di sinilah anak sangat perlu didampingi orangtua dalam melakukan komunikasi dengan orang asing di dunia maya," kata dia.

Retno menjelaskan, orang tua harus selalu mendampingi anaknya ketika mengakses dunia maya, entah itu media sosial atau pun game online karena anak merupakan pihak yang rentan.

"Karena anak itu rentan menjadi korban manipulasi oleh iming-iming pelaku, dan masih membutuhkan orang dewasa untuk mengarahkan dan mengambil keputusan," tutur dia.

Di sisi lain, lanjut Retno, pelaku kekerasan seksual di dunia maya kerap melancarkan ancaman pada anak jika tak menuruti keinginannya.

Seorang anak yang merasa terancam jarang menyampaikan kondisi itu dan lebih memilih menutupi dari orangtua.

Maka Retno menyarankan sejak dini orangtua harus mendidik anak agar mau terbuka.

"Harus membiasakan anak berani speak up. Keberanian speak up ini adalah pembiasaan. Jadi harus melalui pola pengasuhan positif dimana para orang tua biasa mendengarkan suara atau pendapat anak-anak," kata dia.

Retno juga mengingatkan agar para orangtua membatasi jam anak bermain game online.

Pembatasan mesti dilakukan agar anak tak kecanduan dan mudah diiming-imingi oleh orang asing yang menawarkan berbagai fasilitas di dalam game tersebut.


Untuk anak di bawah 13 tahun, hanya diberi waktu satu jam untuk bermain game online setiap hari.

"Jika di atas 13 tahun bisa diberi waktu bermain sampai dua jam," kata Retno.

Diketahui Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri mengamankan predator seksual berinisial S.

Kasubdit I Dittipidsiber Bareskrim Polri, Reinhard Hutagaol menyampaikan pelaku membuai korban untuk melakukan video call sex dengan iming-iming membelikan diamond.

Diamond itu sendiri merupakan mata uang dalam game Free Fire yang bisa digunakan untuk membeli berbagai fitur lain dalam game tersebut.

Reinhard mengungkapkan, pelaku sengaja menggunakan game Free Fire untuk mencari korban anak-anak.

Diduga aksi tersebut telah memakan korban 11 anak berusia sembilan hingga sebelas tahun.

https://nasional.kompas.com/read/2021/12/01/10382521/kpai-minta-orangtua-dampingi-anak-dalam-berkomunikasi-di-dunia-maya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke