Hal ini disampaikannya dalam acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Peringatan 60 Tahun Gerakan Non-Blok (GNB) yang digelar di Beograd, Serbia, Senin (11/10/2021).
“Akses yang tidak sama terhadap vaksin saat ini masih terjadi,” kata Retno dalam keterangan persnya setelah mengikuti KTT, Senin malam.
Ia juga berpandangan, hasil pertemuan Konferensi Asia–Afrika (KAA) tahun 1955 di Bandung atau Dasasila Bandung mengajarkan prinsip persamaan antarnegara, termasuk persamaan vaksin antarnegara.
Menurut dia, kesetaraan dan kesamaan akses terhadap vaksin menjadi ujian moral paling besar bagi semua negara di masa pandemi.
"Diskriminasi dan politisasi vaksin bahkan memperlebar ketimpangan vaksin dan kesulitan untuk pulih secara bersama," ucap dia.
Dengan demikian, Retno mengajak semua negara GNB bergerak bersama dan menggaungkan solidaritas untuk kesetaraan akses vaksin Covid-19.
Selanjutnya, Retno menyampaikan soal nilai dan prinsip kerja sama negara-negara GNB.
Ia mengatakan, rivalitas geopolitik mengancam spirit kerja sama untuk mengatasi pandemi dan tantangan dunia lainnya.
"Tantangan perubahan iklim yang dapat mengancam survival manusia tidak dapat diselesaikan dengan pendekatan zero-sum," ucap dia.
Selain itu, isu lainnya yang disorot adalah soal nilai dan prinsip penghormatan terhadap keadilan.
Retno menegaskan, semua negara GNB masih berhutang atas kemerdekaan bangsa Palestina, bahkan hal ini juga dimandatkan dalam Dasasila Bandung.
Ia juga mengingatkan, Presiden pertama RI Soekarno yang juga salah satu pendiri Gerakan Non-Blok pernah menyampaikan bahwa "kita tidak boleh melupakan sejarah".
"Saya sampaikan semua negara GNB masih berutang kepada rakyat Palestina, yaitu kemerdekaan bangsa Palestina," tutur dia.
Dalam kesempatan yang sama, Retno juga meminta dukungan prakarsa Indonesia untuk menominasikan arsip KTT Non-Aligned Movement (NAM) pertama di Beograd sebagai UNESCO Memory of the World.
Ia berharap semua negara GNB menjadikan cita-cita dan prinsip GNB agar bermanfaat bagi rakyat serta membangun dunia yang lebih kuat.
"Saya garis bawahi pentingnya sejarah GNB ini menjadi pengingat kita akan nilai, cita-cita, dan prinsip-prinsip GNB," kata dia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/10/12/09522971/ktt-peringatan-60-tahun-gnb-menlu-ri-soroti-ketidakmerataan-akses-vaksin