Dalam rapat tersebut dibahas tentang sejumlah isu, antara lain soal jagung, peternak ayam dan harga telur.
"Hari ini kita dikumpulkan Bapak Presiden untuk melakukan rapat terbatas tentang ekosistem ketahanan pangan kita. Lebih khusus terkait dengan jagung, peternak ayam dan sebagainya," ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo kepada wartawan usai rapat di Istana Kepresidenan, Rabu.
"Kalau terjadi masalah berkait dengan telur dan ayam yang juga melimpah dan harganya kemudian turun dan beberapa agenda agenda dipersiapkan untuk menangani itu," lanjutnya.
Salah satu rencana permanen untuk mengatasi penurunan harga telur adalah pemerintah akan membentuk industri telur. Dengan demikian, telur dari para produsen dapat terjualbelikan.
Selain itu, produksi telur yang ada, direncanakan bisa masuk ke dalam program bantuan sosial (bansos).
Lebih lanjut, Syahrul mengungkapkan penyebab turunnya harga jual telur saat ini tidak berdiri sendiri.
Persoalannya, produksi telur saat ini melimpah sementara konsumsi di restoran, hotel dan toko-toko sedang tidak maksimal.
"Karena PPKM kemarin, ini harus menjadi penyikapan yang dilakukan oleh lintas sektor," tutur Syahrul.
Di sisi lain, produsen telur mengalami kesulitan membeli pakan ternak dengan harga terjangkau. Dalam hal ini harga jagung di pasaran masih tinggi.
Salah satu solusi penanganannya yakni membantu peternak secara langsung terhadap kebutuhan pakan mereka.
"Dalam hal ini jagung didekatkan ke situ. Yang kedua kedua di sentra-sentra utamanya di Jawa antara lain di Blitar, Kendal dan Lampung kita buatkan di sekitarnya itu penanaman jagung besar-besaran, " tambah Syahrul.
https://nasional.kompas.com/read/2021/10/06/16280131/gelar-ratas-jokowi-dan-mentan-bahas-harga-jagung-dan-telur