"Masih banyak masyarakat yang tidak mau testing dengan berbagai alasan, termasuk faktor sosial ekonomi karena takut dicovidkan, tidak bisa mencari penghasilan," kata Nadia saat dihubungi Kompas.com, Selasa (28/9/2021).
Meski demikian, Nadia mengatakan, pihaknya terus memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya melakukan pemeriksaan (testing) Covid-19.
"Dan perbanyak contoh warga masyarakat yang sudah divaksin, selain keterlibatan tokoh masyarakat dan agama untuk mendorong mereka mau dites," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Presiden Jokowi meminta agar pemeriksaan (testing) Covid-19 dan pelacakan (tracing) ditingkat selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4.
"Presiden tekankan perlu testing dan tracing ditingkatkan. Ini salah satu kelemahan kita yang sangat dibutuhkan ke depannya kalau mau secara betahap membuka aktivitas sehari-hari tanpa korbankan unsur keamanan," kata Budi melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (9/8/2021).
Budi mengatakan, jumlah testing di tingkat nasional saat ini cukup tinggi dibandingkan sebelum Lebaran 2021.
Kendati demikian, ia mengatakan, testing akan ditingkatkan hingga 300.000-400.000 tes per hari.
"Sekarang spesimen di atas 200.000 dan jumlah orangnya 150 ribuan itu kenaikan luar biasa, tapi dengan positivity rate sekarang kami berpikir tingkatkan ke 300.000-400.000-an," ujar dia.
Budi mengatakan, jumlah tracer kontak erat kasus Covid-19 semakin banyak dengan melibatkan personel TNI-Polri.
"Tracer juga sudah libatkan TNI-Polri dan kita perbaiki sistem agar misi lebih mudah. Kami berharap dua minggu ke depan signifikan, dan semua sudah terintegrasi jadi satu," kata dia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/09/28/09134301/target-testing-400000-per-hari-belum-tercapai-ini-kata-kemenkes