Salin Artikel

Sejarah Hari Perhubungan Nasional...

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap tanggal 17 September diperingati sebagai Hari Perhubungan Nasional. Tahun ini, Hari Perhubungan Nasional mengusung tema “Bergerak, Harmonikan Indonesia”.

Melalui tema ini diharapkan insan perhubungan yang terdiri dari bergai unsur seperti Kemenhub, Pemerintah Daerah, maupun stakeholder lainnya, dapat saing bekerja sama bergerak, serta berkolaborasi dengan baik, serta dapat mengesampingkan ego sektoral.

Sehingga mampu membawa perubahan lebih baik bagi sektor transportasi dan memberikan pelayanan paling prima bagi masyarakat Indonesia.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta peringatan Hari Perhubungan Nasional 2021 ini menjadi momentum agar terus dapat berinovasi dalam menghadapi perubahan.

“Mari kita jadikan Harhubnas ini sebagai momentum agar kita terus berinovasi dan berkreasi menghadapi perubahan dan disrupsi yang terjadi. Kita harus mengubah mulai dari pola pikir, pola kerja, pola organisasi, reformasi digitalisasi, dan menciptakan etos kerja baru,” ujar Budi seperti dikutip dari situs resmi Kemenhub, Jumat (17/9/2021).

Sejarah Hari Perhubungan Nasional

Hari Perhubungan Nasional atau yang disingkat dengan Harbubnas pertama kali ditetapkan pada 1971.

Dulunya, Badan Usaha Milik Negara sektor perhubungan memiliki hari jadi masing-masing yang waktunya relatif berdekatan.

Karena dinilai tidak efisien dari segi waktu dan biaya, akhirnya hari jadi di sektor-sektor perhubungan tersebut disatukan menjadi Hari Perhubungan Nasional yang diperingati setiap 17 September.

Mengutip Harian Kompas (20 September 1971), penetapan Hari Perhubungan Nasional tersebut ditetapkan oleh Menteri Perhubungan RI saat itu, Frans Seda, melalui Surat Keputusan Nomor 274/G/1971.

Keputusan tersebut diambil atas pertimbangan perlu adanya penyederhanaan hari jadi di lingkungan Departemen Perhubungan dan pelaksanaan peringatan semua unsur perhubungan (transpor dan komunikasi) yang diintegerasikan.

Sesuai SK tersebut, Hari Perhubungan Nasional memiliki tiga tujuan, yaitu:

  • Meningkatkan rasa kebersamaan dan jiwa korsa warga perhubungan serta mitra kerja sama perhubungan pada umumnya.

  • Meningkatkan kesadaran dan tanggung jawa untuk selalu membudayakan peningkatan pelayanan yang lebih baik.

  • Meningkatkan penghayatan dan pengamalan lima citra manusia perhubungan.

Pada Hari Perhubungan 17 September 1971 tersebut, Frans Seda mengemukakan lima kriteria yang menjadi sasaran pemerintah dalam operasi perhubungan adalah murah, aman, cepta, enak, dan teratur waktunya.

Perhubungan merupakan masalah yang telah digarap paling lama oleh pemerintah sejak pengakuan kedaulan oleh Belanda tahun 1948.

Kesatuan wilayah Indonesia hanya dapat dijamin dengan menciptakan perhubungan yang baik.
Dalam repelita, bidang perhubungan memperoleh prioritas karena merupakan prasarana bagi pembangunan ekonomi.

Ekonomi hanya dapat berkembang jika gerak barang dan manusia dari satu tempat ke tempat lain lancar.

Gerak barang dan manusia hanya terjadi kalau ada alat yang menggerakkan berupaa kendaraan darta, air, maupun udara.

Dengan demikian, kegiatan ekonomi dapat dibagi antara berbagai golongan masyarakat di berbagai daerah sesuai dengan keahlian dan keadaan ksetempat yang paling menguntungkan. Karena itu, perhubungan merupakan syarat mutlak bagi kegiatan ekonomi-ekonomi.

https://nasional.kompas.com/read/2021/09/17/09241951/sejarah-hari-perhubungan-nasional

Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke