Salin Artikel

Kejaksaan Ungkap Peran 3 Tersangka Baru dalam Kasus Korupsi Asabri

Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Leonard Eben Ezer Simanjuntak, menyatakan ketiga tersangka dijerat dengan Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 UU Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP subsider Pasal 3 jo Pasal 18 UU Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Leonard mengungkapkan peran masing-masing tersangka dalam kasus korupsi Asabri yaitu sebagai berikut.

1. Edward Seky Soeryadjaya (ESS)

Dalam perkara ini, ESS ditetapkan sebagai tersangka selaku wiraswasta yang merupakan mantan Direktur Ortos Holding LTd.

Leonard mengatakan, sekitar tahun 2012 ada pertemuan antara Direksi PT Asabri dengan ESS dan B terkait dengan rencana penjualan saham SUGI (PT Sugih Energi Tbk).

Setelah pertemuan tersebut, ESS kemudian meminta bantuan B selaku Komisaris PT Millenium Danatama Sekuritas dan LAC selaku Pemilik PT Millenium Capital Management untuk menjual saham SUGI, dengan kesepakatan jika B dapat menjual satu lembar saham SUGI maka akan mendapatkan dua lembar saham SUGI.

Berdasarkan kesepakatan itu, B yang mengelola saham SUGI aktif melakukan transaksi diantara nominee-nominee-nya sendiri sehingga berhasil menaikkan harga saham SUGI.

B kemudian diberikan saham SUGI oleh ESS sebanyak 250.000.000.000 lembar yang transaksinya dilakukan secara Free of Payment (FOP) melalui nominee ES di Millenium Danatama Sekuritas.

Dalam tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 setelah berhasil menaikkan harga saham SUGI melalui nominee-nominee-nya di PT Millenium Danatama Sekuritas, kemudian B menjual saham SUGI kepada PT Asabri. Namun,karena saham SUGI tidak memiliki fundamental yang baik dan bukan merupakan saham yang likuid, terjadi penurunan harga.

Pada saat saham SUGI mengalami penurunan harga sampai Rp 140 per lembar, kemudian PT Asabri bekerja sama dengan empat manajer investasi (MI) untuk memindahkan saham SUGI dari portofolio saham PT Asabri menjadi underlying portofolio reksadana milik PT Asabri di reksadana Guru, reksadana Victoria Jupiter, reksadana Recapital Equity Fund, reksadana Millenium Balanced Fund, dan reksadana OSO Moluccas Equity Fund tidak dengan harga pasar wajar tetapi dengan harga perolehan.

Sementara itu, sisa saham SUGI yang masih ada di portofolio saham PT Asabri kemudian dijual dibawah perolehan (cutloss) pada PT Tricore Kapital Sarana.

2. Betty Halim (B)

Betty ditetapkan sebagai tersangka selaku mantan Komisaris Utama PT Sinergi Millenium Sekuritas (dulu PT Millenium Danatama Sekuritas). Mulanya, PT Bumi Citra Permai Tbk (BCIP) melakukan penawaran perdana di akhir tahun 2009.

Diketahui, Grup Millenium (PT Bumi Citra Investindo, Reksadana Millenium Berkembang, Reksadana Millenium Equity, Millenium Equity Growth Fund, PT Millenium Danatama Indonesia, dan Reksadana Millenium Dynamic Equity Fund) memiliki saham PT Bumi Citra Permai sebanyak 61 persen.

Selain itu, komisaris utama PT BCIP adalah Tahir Ferdian yang merupakan mertua dari B, sehingga saham BCIP dikendalikan oleh B.

B selaku pengendali saham BCIP menawarkan saham BCIP kepada PT Asabri melalui IWS, sehingga saat itu IWS bersepakat dengan B bahwa PT Asabri akan membeli saham BCIP dengan catatan jika mengalami penurunan harga, maka B harus membeli kembali saham tersebut atau menggantinya dengan saham yang lebih bagus.

Pembelian perdana saham BCIP dilakukan pada tahun 2014 dan berlanjut sampai dengan tahun 2017 tanpa adanya penawaran dari emiten BCIP dan tanpa dilakukan analisis atas saham BCIP oleh Divisi Investasi PT Asabri.

Dalam melakukan transaksi saham BCIP dilakukan melalui pasar negosiasi;

Pembelian saham BCIP dilakukan pada saat harga tinggi, baik langsung dibeli untuk menjadi underlying portofolio saham PT Asabri maupun dibeli langsung oleh reksadana-reksadana/MI yang mengelola investasi PT Asabri. Atau dijual terlebih dahulu kepada pihak ketiga (Atrium Asia Capital Partners PTE LTD), kemudian pihak ketiga menjual kembali secara negosiasi kepada reksadana/MI yang mengelola investasi PT Asabri.

Pada tahun 2017 ketika Saham BCIP mengalami penurunan harga, PT Asabri memindahkan saham BCIP dari portofolio saham PT Asabri menjadi underlying reksadana Millenium Balanced Fund dan Reksadana MAM Dana Berimbang Syariah dengan menggunakan harga perolehan atau lebih tinggi dari harga perolehan.

3. Rennier Abdul Rachman Latief (RARL)

Rennier ditetapkan sebagai tersangka selaku Komisaris PT Sekawan Inti Pratama. Awalnya, PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) melakukan penawaran perdana saham SIAP pada tahun 2008.

Kemudian pada tahun 2014 melakukan Penawaran Umum Terbatas I dengan hak memesan efek terlebih dahulu, sehingga sejak saat itu Fundamental Resources menguasai 99,74 persen saham SIAP. RARL sendiri diketahui merupakan beneficial owner dari Fundamental Resources dan PT Indo Wana Bara Mining Coal (IWBMC).

Setelah Penawaran Umum Terbatas I, Fundamental Resources melakukan mutasi saham kepada pihak-pihak yang terafiliasi dengannya diantaranya kepada PT Evio Securities dengan instruksi Delivery Free of Payment (DFOP).

Transaksi baik jual maupun beli saham SIAP dilakukan diantara anggota Group RL melalui PT Evio Securities sehingga terjadi binit up atas saham dan terjadi wash sale sehingga seolah-olah terjadi pergerakan harga saham.

Saham SIAP pernah dihentikan sementara perdagangannya oleh BEI pada 24 September 2014 dan 6 Februari 2015, sehingga saham SIAP sebenarnya tidak layak untuk diinvestasikan.

PT Asabri pada tahun 2014 sampai dengan 2015, meski tanpa ada analisis terkait pembelian saham PT SIAP oleh Divisi Investasi, tetapi tetap melakukan pembelian saham SIAP melalui PT Evio Sekuritas melalui di pasar negosiasi dengan harga Rp 170 per lembar sampai dengan Rp 415 per lembar. Pembelian saham SIAP pada Desember 2014 dilakukan pada saat harga tinggi karena setelah itu mengalami penurunan harga.

Leonard menjelaskan, saat ini ketiga tersangka baru itu berada di tahanan karena terkait dengan perkara lainnya.

ESS dan B merupakan terpidana dalam kasus dana pensiun PT Pertamina, sedangkan RARL berstatus terdakwa perkara PT Danareksa.

ESS dan B yang kini berstatus terpidana tengah menjalani hukuman di lokasi terpisah, yakni di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Salemba dan LP Perempuan Tangerang. Sementara itu, RARL ditahan di Rumah Tahanan Negara Salemba Cabang Kejaksaan Agung.

https://nasional.kompas.com/read/2021/09/15/11083591/kejaksaan-ungkap-peran-3-tersangka-baru-dalam-kasus-korupsi-asabri

Terkini Lainnya

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke