Salin Artikel

Covid-19 di Indonesia 4.163.732 Kasus, Masyarakat Diminta Tak Lengah

Pasalnya, penyakit yang mudah menular itu masih mengancam dan sulit diberantas.

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan, Indonesia jangan sampai kembali mengalami lonjakan kasus Covid-19 seperti sejumlah negara tetangga.

Dante meminta masyarakat tidak lelah dalam mematuhi protokol kesehatan.

"Meski jumlah kasus aktif dan angka kematian menurun, sementara di sisi lain vaksinasi sedang berjalan dengan sangat baik, kami tetap mengimbau masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan," ujar Dante dalam konferensi pers secara virtual melalui YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (11/9/2021).

"Jangan sampai lonjakan kasus kembali terjadi. Negara-negara tetangga kita seperti Malaysia, India, Singapura sudah kembali mengalami lonjakan kasus karena pelanggaran protokol kesehatan," lanjutnya.

Menurut Dante, kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang saat ini masih berlangsung bertujuan menghindarkan Indonesia kembali alami lonjakan kasus Covid-19.

Untuk itu Dante mengajak semua pihak mematuhi aturan yang sudah dibuat pemerintah terkait PPKM.

"Karena untuk kebaikan kita bersama. Selain mematuhi protokol kesehatan, jangan lupa mengikuti program vaksinasi nasional," katanya.

Dante meminta masyarakat tidak pilih-pilih vaksin Covid-19.Sebab vaksin yang paling baik adalah yang saat ini telah tersedia.

Menurut Dante, jika masyarakat menunda menjalani vaksinasi Covid-19 bisa berpotensi terpapar virus corona.

"Dan dampaknya akan lebih parah. Puluhan ribu anak akan kehilangan orangtua mereka, karena Covid-19. Orangtua yang tak mau divaksinasi itu berarti tidak sayang dengan anaknya," tegasnya.

Lebih lanjut, Dante mengimbau agar pemerintah daerah mencari terobosan-terobosan baru agar mendorong percepatan vaksinasi lansia dan masyarakat yang memiliki pernyakit penyerta atau penyakit rentan.

Sebab saat ini kumlah lansia yang sudah divaksinasi masih jauh tertinggal dari kelompok masyarakat lain.

Update Kasus Covid-19

Kasus Covid-19 di Indonesia masih terus muncul meski jumlahnya kini berkisar di angka ribuan.

Dari data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 pada Sabtu (11/9/2021), penambahan kasus Covid-19 terjadi sebanyak 5.001 orang.

Jumlah tersebut menyebabkan total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 4.163.732 orang, terhitung sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.

Penambahan kasus harian tersebut juga tak terlepas dari jumlah spesimen terkait Covid-19 yang berhasil diperiksa.

Pemerintah memeriksa sebanyak 231.570 spesimen Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Adapun jumlah itu didapatkan dari pemeriksaan sebanyak 86.821 spesimen tes swab polymerase chain reaction (PCR) serta 144.418 spesimen tes rapid antigen dan 331 spesimen tes cepat molekuler (TCM).

Dengan penambahan itu, total pemeriksaan spesimen Covid-19 kini tercatat ada 34.550.865 pada Sabtu (11/9/2021).

Berdasarkan data yang sama terdapat 143.135 orang yang diambil samplenya untuk pemeriksaan spesimen.

Dengan jumlah tersebut, maka total orang yang sudah diperiksa spesimennya terkait Covid-19 adalah sebanyak 22.954.823 orang.

Dalam hal ini, satu orang dapat diambil spesimennya lebih dari satu kali.

Data Satgas Covid-19 menunjukan bahwa 143.135 orang yang diambil sampelnya untuk pemeriksaan spesimen terdiri dari 39.945 orang menggunakan real time swab tes PCR dan 306 menggunakan TCM.

Lalu ada 102.884 orang yang diambil sampelnya menggunakan tes antigen.

Hasilnya menunjukan sebanyak 5.001 orang diketahui positif virus corona.

Jumlah itu didapatkan dari 3.572 hasil swab PCR, 138 dari TCM, dan 1.291 dari antigen.

Berdasarkan hasil tersebut, maka positivity rate kasus positif Covid-19 harian adalah 3,49 persen.

Namun jika tanpa menggunakan hasil positif dari tes antigen, yaitu hanya menghitung metode swab PCR dan TCM, maka tingkat positivity rate menunjukkan angka lebih tinggi, yaitu 9,22 persen.

Pasien Sembuh dan Meninggal Dunia

Berdasarkan data yang sama, penambahan pasien sembuh dan meninggal dunia juga masih terjadi.

Dalam satu hari, terdapat 7.586 orang pasien sembuh sehingga kini ada 3.909.352 orang yang dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Mereka dinyatakan sembuh dari Covid-19 setelah mendapatkan hasil dua kali negatif dalam pemeriksaan laboratorium PCR.

Sementara itu, pasien meninggal dunia terdapat 138.701 orang setelah bertambah sebanyak 270 orang.

Dari jumlah kasus tersebut tercatat ada sebanyak 115.679 kasus aktif.

Kasus aktif adalah pasien yang dinyatakan positif Covid-19 dan sedang menjalani perawatan.

Sementara itu, terdapat 231.570 orang yang dinyatakan berstatus suspek Covid-19.

Sebaran Kasus

Saat ini, kasus Covid-19 di Indonesia tersebar di 510 kabupaten/kota di 34 provinsi.

Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menunjukkan, dari 5.001 kasus dalam 24 jam terakhir, penambahan kasus tertinggi terjadi di Jawa Timur sebanyak 547 kasus.

Kemudian, Sumatera Utara dengan 374 kasus, Jawa Barat dengan 446 kasus, Jawa Tengah 295 kasus, dan Kalimantan Barat 271 kasus.

Target Vaksinasi

Di tengah kasus Covid-19 yang masih terbilang tinggi, pemerintah juga sudah melaksanakan vaksinasi.

Hingga Sabtu (11/9/2021), pemerintah mencatat ada sebanyak 41.534.340 orang yang sudah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 dosis kedua atau 19,94 persen dari total target sasaran.

Sementara itu, jumlah masyarakat yang audah disuntik vaksin Covid-19 dosis pertama, yakni sebanyak 72.248.720 orang atau 34,69 persen.

Pemerintah telah menetapkan sasaran vaksinasi untuk mencapai kekebalan komunitas (herd immunity) yaitu 208.265.720 orang.

Sasaran vaksinasi itu terdiri atas tenaga kesehatan, lanjut usia petugas publik, masyarakat rentan, dan masyarakat umum termasuk anak-anak usia 12-17 tahun.

Adapun sasaran untuk tenaga kesehatan yakni sebanyak 1.468.764 orang.

Hingga saat ini, sebanyak 1.953.343 (132,99 persen) orang tenaga kesehatan sudah divaksinasi dosis pertama dan 1.785.116 (121,54 persen) orang telah disuntik dosis kedua.

Kemudian, sasaran untuk petugas publik sebanyak 17.327.167 orang.

Hingga saat ini, sebanyak 27.472.932 (158,55 persen) orang petugas publik sudah divaksinasi dosis pertama dan 13.909.748 (80,28 persen) orang telah disuntik vaksin dosis kedua.

Angka ini di antaranya termasuk 2.419.174 guru dan tenaga pendidik yang telah mendapatkan vaksin dosis pertama dan 2.010.384 orang mendapatkan vaksin dosis kedua.

Lalu, sasaran vaksinasi untuk lansia sebanyak 21.553.118 orang.

Adapun hingga saat ini, sebanyak 5.642.149 (26,18 persen) orang lansia yang divaksinasi dosis pertama dan 4.011.954 (18,61) persen) orang disuntik vaksin Covid-19 dosis kedua.

Berikutnya, target masyarakat rentan dan umum penerima vaksin yaitu 141.211.181 orang.

Sebanyak 33.154.845 (23,48 persen) orang telah mendapatkan vaksinasi dosis pertama dan 19.045.489 (13,4o persen) orang mendapatkan vaksinasi dosis kedua.

Terakhir, target kelompok usia 12-17 tahun sebanyak 26.705.490 orang. Sebanyak 3.125.184 (11,70 persen) orang telah mendapatkan vaksinasi dosis pertama dan 2.145.540 (8,03 persen) orang mendapatkan dosis kedua.

Adapula vaksinasi Covid-19 yang diberikan melalui skema Gotong Royong.

Saat ini sebanyak 895.210 (5,97 persen) orang telah menerima vaksin dosis pertama dan 635.121 (4,23 persen) orang menerima vaksin dosis kedua lewat skema ini.

Vaksinasi Covid-19 diberikan dua dosis dan penyuntikannya dilakukan sebanyak dua kali dalam waktu tertentu.

https://nasional.kompas.com/read/2021/09/12/07185011/covid-19-di-indonesia-4163732-kasus-masyarakat-diminta-tak-lengah

Terkini Lainnya

Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke