Salin Artikel

Kondisi Masyarakat Terbelah, Zulkifli Hasan Sedih Ada Cebong Vs Kampret, Buzzer Vs Kadrun

Hanya saja, Zulkifli menyayangkan kondisi yang terjadi di Indonesia beberapa tahun terakhir justru saling menajamkan perbedaan satu sama lainnya.

Ia pun menyentil adanya sejumlah pihak meracuni pikiran politik dengan logika elektoral yang menghalalkan segala cara.

"Pikiran politik kita diracuni oleh logika elektoral yang cenderung menghalalkan segala cara. Termasuk dengan memecah belah bangsa dan politik SARA, politik identitas," kata Zulhas dalam acara pidato kebangsaan Ketua Umum PAN memperingati 50 Tahun The Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia, Kamis (19/8/2021).

Selain itu politik identitas juga bahkan membuat perbedaan iman, perbedaan suku, hingga mayoritas dan minoritas yang kembali diperdebatkan.

Ia juga menyentil adanya kubu-kubu yang diakibatkan kontestasi elektoral Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 yaitu kubu Cebong dan Kampret.

"Mayoritas minoritas dibenturkan. Aku Pancasila dikontraskan dengan kamu bukan Pancasila. Cebong vs Kampret, Buzzer vs Kadrun. Sedih kita," tutur Zulhas.

Atas kondisi yang terjadi saat ini, Zulhas menilai adanya kemunduran yang terjadi pada bangsa akibat keterbelahan di masyarakat.

Ia menyayangkan kondisi tersebut masih terjadi meski Indonesia sudah 76 tahun meraih kemerdekaan.

"Padahal kita sudah 76 tahun merdeka. Kenapa musti mundur lagi? Apa yang terjadi di Tanah Air kita belakangan ini?" tanya dia.

Oleh karena itu, Zulhas mengajak semua pihak untuk meneguhkan kembali janji kebangsaan Indonesia yaitu mewujudkan persatuan, kedaulatan, kemakmuran, keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

Ia menambahkan bahwa Indonesia sejatinya telah memiliki landasan yang kokoh dan dasar-dasar yang kuat untuk menuju Indonesia 100 tahun.

Indonesia akan mampu menyongsong menjadi negara maju pada tahun 2045. Namun dengan syarat, perbedaan tersebut tidak dipertajam melainkan mempererat komitmen persatuan dan kesatuan.

"Jika kita konsisten dan berkomitmen memegang teguh Indonesia bersatu berdaulat, berorientasi pada kemakmuran keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia itu maka impian Indonesia menjadi negara besar dengan prestasi gemilang Insya Allah akan terwujud," kata dia.

https://nasional.kompas.com/read/2021/08/19/17092471/kondisi-masyarakat-terbelah-zulkifli-hasan-sedih-ada-cebong-vs-kampret

Terkini Lainnya

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke