JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Demokrat Benny K Harman meminta kepolisian dan TNI menghentikan pengejaran terhadap pembuat mural yang berisi kritik terhadap pemerintah.
Menurut Benny, Presiden Joko Widodo harus segera bersikap dengan memberikan perintah penghentian itu kepada aparat keamanan.
"Presiden harus perintahkan bawahannya untuk tidak memburu pembuat mural itu. Bukan malah menghapus dan mengejar pelakunya," kata Benny saat dihubungi Kompas.com, Rabu (18/8/2021).
Anggota Komisi III DPR ini menyayangkan tindakan aparat keamanan yang tak hanya menghapus mural, tetapi juga mengejar pembuatnya.
Benny berpandangan, aparat seharusnya tidak bertindak demikian, justru menerima mural itu sebagai bentuk kritik atau masukan dari masyarakat.
"Seharusnya, pemerintah menerima mural itu sebagai masukan dan menyampaikan terima kasih kepada masyarakat yang telah membuatnya," ucap Benny.
Selain itu, Benny menyoroti pidato Presiden Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR. Benny mengingatkan, saat itu Jokowi mengatakan pemerintah tidak antikritik dan menilai kritik yang membangun sangat penting.
Namun pada kenyataannya, pemerintah, melalui aparat keamanan, justru menghapus mural yang berisi kritik.
Menurut Benny, Jokowi terkesan sengaja atau membiarkan aparat keamanan untuk menghapus mural yang bahkan belum tentu bergambar dirinya.
"Ini bukti, pidato Presiden Jokowi di sidang tahunan MPR bahwa pemerintah tidak antikritik tidak dilaksanakan oleh aparatur negara di bawahnya," kata Benny.
"Di satu sisi, Jokowi bilang tidak antikritik, tapi di sisi lain dia perintahkan atau membiarkan aparat keamanan menghapus mural itu," tambah dia.
Sebelumnya diberitakan, mural yang diduga gambar wajah Presiden Jokowi bertuliskan "404 Not Found" ramai menjadi pembicaraan publik.
Mural itu kemudian menjadi polemik lantaran aparat kepolisian dan TNI menghapus salah satu bagian dari karya seni dan ekspresi masyarakat tersebut.
Aparat menimpa mural itu dengan cat warna hitam karena dinilai melecehkan presiden.
Tak sampai di situ, polisi juga mencari pelaku pembuatan mural tersebut.
Hingga kini, dua orang telah diperiksa untuk dimintai keterangannya soal pembuatan mural yang diketahui berada di daerah Batu Ceper, Kota Tangerang.
Sementara itu, Presiden Jokowi dalam pidato Sidang Tahunan MPR memang mengakui, pada masa pandemi Covid-19 ini banyak kritik yang dialamatkan kepada pemerintah.
"Saya menyadari, begitu banyak kritikan kepada pemerintah, terutama terhadap hal-hal yang belum bisa kita selesaikan," ujar Jokowi dalam pidatonya, Senin.
Jokowi mengatakan, kritik yang membangun sangat penting bagi berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, kata dia, pemerintah selalu menjawab seluruh kritikan itu dengan memenuhi tanggung jawab sesuai harapan rakyat.
"Terima kasih untuk seluruh anak bangsa yang telah menjadi bagian dari warga negara yang aktif dan terus ikut membangun budaya demokrasi," ucap dia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/08/18/21364461/jokowi-diminta-perintahkan-aparat-tak-kejar-pembuat-mural-yang-kritik