Salin Artikel

Pidato Kenegaraan Jokowi, PKS Sayangkan Tak Ada Permintaan Maaf soal Penanganan Covid-19

Syaikhu menyayangkan Jokowi selaku Kepala Negara yang dinilai kurang berempati atas tingginya angka kematian Covid-19 yang terjadi di Tanah Air.

"Kami menyayangkan tidak ada sama sekali rasa empati melalui permintaan maaf dari Pak Jokowi sebagai Presiden RI terkait belum optimalnya penanganan pandemi Covid-19, sehingga menyebabkan tingginya angka kematian yang menimpa rakyat Indonesia,” kata Syaikhu kepada wartawan, Senin (16/8/2021).

Kemudian, Syaikhu mengatakan, penangan pandemi Covid-19 di Indonesia masih sporadis atau tidak merata.

Ia berpandangan, hal itu terjadi akibat pemerintah masih belum memiliki road map yang jelas dalam penanganna pandemi.

"Pemerintah tidak memiliki road map yang jelas dalam menangani Covid-19, sehingga kebijakan yang dilakukan sporadis tidak berdasarkan basis ilmu pengetahuan, data, pengalaman dan kemampuan SDM dan birokrasi", lanjut Syaikhu.

Lebih lanjut, ia menyorot aspek pendidikan, Syaikhu menyayangkan tidak disinggungnya soal perlunya menjaga kualitas pendidikan dan sumber daya manusia (SDM).

"Di bidang pendidikan, tidak ada rencana yang jelas dalam menjaga kualitas pendidikan dan SDM selama Covid-19, khususnya untuk pendidikan SD-SMA, sangat disayangkan," ungkap Syaikhu.

Terakhir, ia juga menyorot aspek ekonomi kerakyatan, khususnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Syaikhu menilai belum ada integrasi kuat antara industri dan UMKM sehingga membuat ekonomi Indonesia masih rapuh.

"Belum ada integrasi yg kuat antara industri dan UMKM, masing-masing berjalan sendiri-sendiri, membuat ekonomi Indonesia rapuh. Padahal terdapat 64 juta pengusaha UMKM," pungkas Syaikhu.

Diketahui, dalam pidato kenegaraan tahun ini, Presiden Jokowi menyampaikan pidato kenegaraannya dalam Sidang Tahunan MPR Bersama DPR-DPD RI, di Kompeks Parlemen, Senanyan, Jakarta, Senin (16/8/2021) pagi.

Tercatat, kata "pandemi" dan "kesehatan" sangat mendominasi dalam pidato kenegaraannya.

Setidaknya ada 31 kata "pandemi" yang diucapkan oleh Jokowi sementara kata "kesehatan" sebanyak 19 kali. Kedua kata ini lebih banyak disebutkan oleh Jokowi tahun ini dibandingkan dengan pidato kenegaraannya tahun lalu.

Dalam pidato kenegaraan tahun ini, Jokowi menyebut pandemi ibarat seperti kawah candradimuka yang menguji, yang mengajarkan, dan sekaligus mengasah.

Jokowi juga menyebut pandemi memberikan beban yang berat kepada kita, beban yang penuh dengan risiko, dan memaksa kita untuk menghadapi dan mengelolanya.

Semua pilar kehidupan kita diuji, semua pilar kekuatan kita diasah. Ketabahan, kesabaran, ketahanan, kebersamaan, kepandaian, dan kecepatan kita, semuanya diuji dan sekaligus diasah.

Pandemi Covid-19, kata Jokowi, juga memberikan hikmah kepada bangsa Indonesia bahwa krisis menuntut konsolidasi kekuatan negara untuk melayani rakyat, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan meraih.

https://nasional.kompas.com/read/2021/08/16/23550681/pidato-kenegaraan-jokowi-pks-sayangkan-tak-ada-permintaan-maaf-soal

Terkini Lainnya

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke