Penambahan ini menjadikan total keseluruhan kasus di Indonesia mencapai 3.666.031, terhitung sejak kali pertama diumumkan kasus perdana pada 2 Maret 2020.
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, positivity rate atau tingkat penularan Covid-19 25,75 persen per Minggu kemarin.
Sementara itu, pemerintah melaporkan adanya penambahan pasien sembuh dari Covid-19 sebanyak 48.508 orang, sehingga, total pasien sembuh hingga kini menembus 4.084.702.
Selain itu, 1.498 orang tutup usia karena Covid-19, sehingga total jumlah kasus kematian menembus 107.096.
Lonjakan di luar Jawa-Bali
Presiden Joko Widodo menyebut, lonjakan Covid-19 belakangan terjadi di luar Jawa dan Bali.
Ia pun meminta jajarannya cepat merespons peningkatan tersebut.
"Hati-hati kenaikan dalam dua minggu ini," kata Jokowi dalam rapat terbatas evaluasi perkembangan dan tindak lanjut PPKM Level 4, Sabtu (7/8/2021) malam.
Jokowi mengungkap, per 25 Juli 2021 daerah luar Jawa-Bali menyumbangkan 13.200 kasus Covid-19 atau 34 persen terhadap kasus nasional.
Kemudian, per 1 Agustus angkanya naik menjadi 13.589 atau 44 persen terhadap total kasus nasional, dan per 6 Agustus naik lagi ke angka 21.374 kasus atau 54 persen.
Per 5 Agustus 2021 setidaknya ada 5 provinsi di luar Jawa-Bali yang mencatatkan kasus aktif Covid-19 tinggi.
Dari kelima provinsi, Kalimantan Timur menduduki peringkat pertama dengan 22.529 kasus aktif.
Disusul Sumatera Utara dengan 21.876 kasus aktif, Papua 14.989 kasus aktif, Sumatera Barat 14.496 kasus aktif, dan Riau 13.958 kasus aktif.
Kemudian, pada 6 Agustus 2021 kasus aktif Covid-19 di Sumatera Utara naik jadi 22.892 kasus, Riau 14.993 kasus, Sumatera Barat 14.712 kasus.
Secara khusus Jokowi menggarisbawahi kenaikan kasus Covid-19 di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pada 3 Agustus ada 608 kasus baru Covid-19, kemudian 530 kasus pada 4 Agustus, dan pada 6 Agustus melonjak drastis dengan 3.598 kasus baru.
"Yang turun dua hari kemarin Kaltim dan Papua. Tapi hati-hati, ini selalu naik dan turun," ujar Jokowi.
Ia memerintahkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo untuk mengingatkan pangdam, kapolda, danrem, dandim, hingga kapolres secara cepat merespons kenaikan angka tersebut.
Setidaknya, ada tiga hal utama yang harus ditempuh. Pertama, menekan angka mobilitas masyarakat setidaknya selama 2 minggu.
Kedua, meningkatkan testing dan tracing. Ketiga, memastikan pasien Covid-19 mendapat perawatan di fasilitas isolasi terpusat yang dibangun pemerintah.
Presiden juga memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ikut menyiapkan fasilitas isolasi terpusat.
"Saya lihat beberapa provinsi di Jawa memakai sekolah, memakai balai, memakai gedung-gedung olahraga, diberi tempat tidur yang nyaman, bawa mereka ke sana," kata Jokowi.
Kecepatan tracing
Setelah menerima perintah Jokowi, Panglima TNI dan Kapolri melakukan peninjuan terhadap daerah di luar Jawa-Bali yang belakangan mengalami peningkatan kasus, salah satunya adalah Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (6/8/2021).
Di daerah ini, Hadi meminta petugas tracer kontak erat Covid-19 agar langsung bergerak cepat apabila menemukan kasus terkonfirmasi positif Covid-19.
"Saya harap pengoptimalan 3T (testing, tracing, dan treatment) para petugas harus aktif mencari dan melaporkan info kasus sesegera mungkin," ujar Hadi.
Hadi menyebut bahwa penanganan kasus Covid-19 di Kalimantan Selatan membutuhkan kerja sama dari seluruh elemen masyarakat.
Kerja sama itu salah satunya adalah dengan menegakkan disiplin protokol kesehatan, menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
Menurut dia, hal itu efektif menurunkan angka reproduksi dan kasus.
"Tentunya hal tersebut memerlukan partisipasi semua pihak melalui pendekatan kultural dan kearifan lokal yang dilakukan secara humanis," kata Hadi.
https://nasional.kompas.com/read/2021/08/09/06403351/tambahan-26415-kasus-dan-pentingnya-respons-cepat-penanganan-covid-19-di