Salin Artikel

Elektabilitas AHY 6,4 Persen, Demokrat Klaim Masyarakat Ingin Sosok Muda Jadi Pemimpin

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Partai Demokrat Tomi Satryatomo menilai, masyarakat ingin melihat sosok muda memimpin pada Pemilu 2024 mendatang.

Hal itu diungkapkannya menanggapi survei Indostrategic yang menunjukkan elektabilitas Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebesar 6,4 persen. Dari survei tersebut, elektabilitas AHY diketahui lebih rendah dibandingkan sejumlah tokoh lainnya.

"Memang ada aspirasi yang cukup besar dan makin besar akan munculnya pemimpin muda yang bisa diharapkan, yang bisa dibanggakan di dalam maupun di luar negeri, yang punya kapasitas dan kapabilitas, jadi Mas AHY merepresentasikan keinginan itu" kata Tomi dalam acara rilis survei, Selasa (3/8/2021).

Menurut Tomi, mayoritas pemilih pada Pilpres 2024 mendatang adalah pemilih muda. Hal ini, dinilainya, menjadi keuntungan bagi AHY untuk dapat berkeliling Indonesia dan bertemu masyarakat dari berbagai daerah.

"Itu competitive advantage tersendiri bagi dia dibandingkan dengan tokoh-tokoh politik nasional yang lain, yang mungkin juga agak terhalang karena faktor usia," kata Tomi.

Selain faktor usia, Tomi menyebut AHY juga memiliki keuntungan karena tidak mengemban jabatan publik. Sehingga AHY dapat bebas bermanuver dan berbicara soal apapun dengan leluasa.

"Tanpa tersekat-sekat justru oleh jabatan publik yang membatasi tokoh-tokoh masional lain untuk menyampaikan pendapat," ujar dia.

Tomi menambahkan, soliditas internal Partai Demokrat juga menjadi faktor yang berpengaruh pada elektabilitas AHY.

Soliditas internal Demokrat, kata Tomi, terbukti dengan tidak adanya ketua DPD dan DPC Partai Demokrat yang meninggalkan AHY saat Demokrat diterpa isu kudeta.

"Ketum AHY sendiri menunjukkan kepemimpinan yang elegan, terukur dan tegas untuk membawa partainya keluar dari prahara," kata Tomi.

Untuk diketahui, AHY menduduki peringkat keenam dalam survei elektabilitas yang dilakukan Indostrategic. Posisi AHY masih di bawah Prabowo Subianto (17,5 persen), Anies Baswedan (17 persen), Ganjar Pranowo (8,1 persen), Ridwan Kamil (7 persen), dan Sandiaga Uno (6,8 persen).

Bila dilihat dari usia responden, kelompok Generasi Z atau mereka yang berusia 17-24 tahun mayoritas justru memilih Anies Baswedan (24,8 persen). Demikian halnya kelompok Generasi Milenial yang berusia 25-40 tahun (18,8 persen).

Pada kedua kelompok usia tersebut, pemilih AHY hanya 6,6 persen untuk Generasi Z dan 5,1 persen untuk Generasi Milenial.

Adapun elektabilitas Partai Demokrat berada di urutan tiga dengan angka 8,9 persen, di bawah PDI-P (18,5 persen) dan Partai Gerindra (11,5 persen).

Survei ini dilaksanakan pada 23 Maret-1 Juni 2021 melalui wawancara tatap muka terhadap 2.400 responden di 34 provinsi.

Metode penarikan sampel dilakukan melalui multi-stage random sampling dengna tingkat kepercayaan 95 persen dan tingkat margin of error 2 persen.

https://nasional.kompas.com/read/2021/08/03/19173621/elektabilitas-ahy-64-persen-demokrat-klaim-masyarakat-ingin-sosok-muda-jadi

Terkini Lainnya

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke