"PEMERINTAH tidak bisa bekerja sendirian. Tidak bisa menyelesaikan masalah ini sendirian.”
Pernyataan itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat memberi sambutan pada acara Milad ke-46 Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang digelar virtual pada Senin (26/7/2021).
Jokowi mengaku, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam menangani pandemi. Ia berharap, semua pihak mau bekerja sama dan berkolaborasi guna mengendalikan pandemi.
Kuat dugaan, Jokowi melontarkan pernyataan tersebut usai "disentil" Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj.
Sebelumnya, dalam acara Doa dan Syukur 23 Tahun PKB Aksi Melayani Indonesia pada Jumat (23/7/2021), Said Aqil mengatakan, pemerintah masih gagal dalam menangani pandemi. Ini terjadi karena civil society tak diajak dan dilibatkan dalam penanganan penyebaran dan penularan virus asal Wuhan, China ini.
Baca: Ketum PBNU Kritik Penanganan Pandemi yang Tak Libatkan Masyarakat
Selama ini, pemerintah (memang) terkesan bergerak sendiri dalam menyelesaikan masalah pandemi tanpa melibatkan masyarakat. Pemerintah hanya sibuk bikin task force ini dan itu.
Baru belakangan pemerintah melibatkan masyarakat dalam penanganan pandemi, khususnya terkait vaksinasi. Ini dilakukan karena masih banyak masyarakat yang menolak divaksin dengan beragam alasan.
Garda depan
Tak hanya Said Aqil, kritik yang sama sebelumnya juga sudah disampaikan Pandu Riono. Ahli Epidemiologi asal Universitas Indonesia (UI) ini mengatakan, kesalahan pemerintah dalam menangani pandemi adalah tidak melibatkan partisipasi masyarakat. Padahal, masyarakat adalah garda terdepan dalam menghadapi pandemi.
Pencegahan dan penanganan pandemi harus berlapis, tak bisa hanya mengandalkan vaksin. Protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak juga memiliki peran yang signifikan.
Itu bisa berhasil jika masing-masing orang memiliki kesadaran dan rasa tanggung jawab agar pandemi bisa segera dikendalikan dan tak berkepanjangan.
Sosiolog Imam B Prasodjo dalam program talkshow Satu Meja The Forum, KompasTV beberapa waktu lalu juga mengatakan, salah satu kunci keberhasilan dalam menangani pandemi adalah keterlibatan civil society.
Caranya dengan menguatkan komunitas-komunitas yang ada di masyarakat. Menurut dia, komunitas-komunitas yang tangguh merupakan kunci dalam penanganan pandemi.
Kerelawanan dan solidaritas sosial
Meski "tak diajak", selama ini masyarakat sudah bergerak sendiri. Berbagai inisiatif dan gerakan dilakukan atas nama solidaritas dan kemanusiaan.
Pandemi membuat sebagian masyarakat tergugah hati untuk berbagi. Mereka menggalang bantuan dan beragam gerakan sosial.
Mereka bergerak cepat mengulurkan tangan dan memberikan bantuan, baik dalam bentuk uang maupun barang. Juga berbagi informasi dan alat kesehatan.
Sejak pandemi terjadi, berbagai inisiatif dan aksi sosial dari civil society muncul ke permukaan. Mulai dari berbagi informasi, berbagi makanan dan sayuran hingga membantu pasien Covid-19 mendapatkan oksigen dan obat-obatan.
Juga ada komunitas yang menyediakan ambulans dan para relawan yang membantu pemulasaraan jenazah warga yang terpapar Covid-19.
Saat rumah sakit overload dan tak mampu menampung pasien Covid-19, para relawan di Yogyakarta membuat shelter. Shelter ini digunakan untuk merawat warga yang terpapar Covid-19 dengan gejala ringan atau yang OTG.
Beragam aktivitas sosial yang dilakukan berbagai kalangan untuk membantu dan menolong sesama ini bisa menjadi modal sosial. Dan ini bisa menjadi amunisi untuk menghadapi pandemi.
Namun, masyarakat memiliki keterbatasan. Mereka tak bisa terus menerus menopang dan mengambil alih peran dan tanggung jawab negara dalam menangani penyebaran virus corona. Sumber daya mereka terbatas, baik sumber daya manusia maupun dana.
Mereka juga tak memiliki otoritas dan wewenang seperti negara. Untuk itu, kerja sama dan pelibatan mereka "secara resmi" oleh negara bisa menjadi strategi baru untuk menekan laju penularan virus corona.
Benar kata Jokowi, pemerintah tak bisa bekerja sendiri dalam mengatasi pandemi. Pemerintah harus melibatkan semua masyarakat dari berbagai kalangan.
Untuk itu, pemerintah mesti merevisi strategi penanganan pandemi, tak hanya mengandalkan kekuatan yang dimiliki, namun juga mengajak dan melibatkan civil society.
Benarkah selama ini pemerintah tak melibatkan masyarakat dalam penanganan pandemi? Lalu kenapa pemerintah sekarang mengajak semua untuk terlibat?
Saksikan pembahasannya dalam talkshow Satu Meja The Forum, Rabu (28/7/2021), yang disiarkan langsung di Kompas TV mulai pukul 20.00 WIB.
https://nasional.kompas.com/read/2021/07/28/09305091/kala-jokowi-merasa-sendiri