Salin Artikel

Pilpres 2024 Diprediksi Bakal Diikuti Tiga Klaster Latar Belakang Ini

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Surveylink Indonesia (Sulindo) Wempy Hadir berpandangan, ada tiga klaster latar belakang tokoh yang bakal menjadi calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Tiga klaster tersebut di antaranya kepala daerah yang sukses memimpin, kader partai politik yang mempunyai kekuatan politik dan pengaruh politik yang tinggi, serta dari kalangan profesional yang mempunyai modal sosial dan finansial kuat.

"Klaster capres cawapres yang akan datang itu berlatar belakang yang pertama itu adalah kepala daerah. Kita tahu bahwa selama ini tren kita, berangkat dari Pak Jokowi, menurut saya tren ke depan itu pemimpin atau capres cawapres itu merupakan tokoh yang lahir atau dibesarkan melalui kontestasi pemilihan kepala daerah," kata Wempy dalam diskusi virtual Para Syndicate bertajuk "Top 10 Bakal Capres 2024: Future Man vs Yesterday Man", Rabu (7/7/2021).

Pada klaster pertama, Wempy menilai para tokoh capres cawapres itu bisa berasal dari wali kota, bupati maupun gubernur atau wakil gubernur.

Ia berkaca pada sepak terjang Presiden Jokowi yang juga memulai karier politiknya dari menjadi Wali Kota Solo.

"Kemudian dia menjadi Gubernur DKI Jakarta, dan bukan tidak mungkin saya kira, hal yang sama juga akan terjadi pada Pilpres yang akan datang," jelasnya.

Klaster kedua yang menurutnya bakal menjadi capres dan cawapres berasal dari kader partai politik.

Namun, kader partai itu juga mereka yang memiliki kekuatan politik dan pengaruh politik yang tinggi.

Ia tak memungkiri bahwa kontestasi politik dalam Pilpres ke depan juga tetap melibatkan para kader partai politik.

"Oleh karena itu menurut saya, kader-kader partai politik yang saat ini tidak dalam pemerintahan sebagai kepala daerah, punya peluang yang sama untuk menjadi calon presiden atau calon wakil presiden akan datang," ungkap dia.

Selanjutnya, pada klaster ketiga bakal capres dan cawapres berasal dari kalangan profesional yang mempunyai modal sosial serta finansial yang kuat.

Wempy memberikan contoh yaitu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang justru tidak berasal dari kader partai politik, tetapi mampu memenangkan kontestasi Pilkada.

Menurut dia, hal itu terjadi karena Anies memiliki modal sosial yang kemudian dilirik oleh partai politik pengusungnya saat Pilkada DKI Jakarta.

"Juga hal yang sama dialami oleh Pak Ridwan Kamil di Jawa Barat. Dia bukan kader parpol, dia kepala daerah. Karena punya modal sosial yang kuat, kemudian direkomendasikan oleh partai pengusungnya untuk menjadi Gubernur Jawa Barat," kata Wempy.

https://nasional.kompas.com/read/2021/07/07/21493761/pilpres-2024-diprediksi-bakal-diikuti-tiga-klaster-latar-belakang-ini

Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke