Salin Artikel

Setelah Jadi CEO Go-Jek, Nadiem Bercita-cita Menarik Orang Asing Belajar di Indonesia

Cita-cita itu datang setelah Nadiem menjabat sebagai CEO Go-Jek dan melihat kesuksesan perusahaannya hingga menyebar ke luar negeri.

"Hari kebanggaan bagi saya adalah ketika perusahaan saya keluar dari Indonesia dan menunjukkan ke semua orang yang melihat bahwa Indonesia itu suatu negara yang mungkin tidak maju, tidak berpotensi, lalu tampil di panggung dunia. Pada saat kita keluar ke negara lain, itu adalah saat yang luar biasa bagi saya," kata Nadiem dalam diskusi virtual Megawati Institute: Sarasehan Nasional Anak Muda Membaca Bung Karno, Selasa (29/6/2021).

Nadiem mengaku ingin mengulangi kesuksesan tersebut untuk masyarakat Indonesia setelah ia kini menjadi Mendikbud-Ristek.

Ia memiliki impian, lima tahun dari sekarang, orang asing akan datang ke Indonesia untuk menimba ilmu.

Hal itu ia harap menjadi kenyataan berkat program yang dicanangkannya yaitu program Kampus Merdeka.

"Pada saat lima tahun dari sekarang, semua orang-orang asing datang ke Indonesia untuk melihat apa yang kita lakukan dengan program Kampus Merdeka, dengan transformasi yang begitu agresif dan melihat apa yang telah kita lakukan. Harapan saya adalah, suatu hari, negara-negara maju akan datang ke kita dan belajar dari kita," ucap dia.

Kendati demikian, hal tersebut akan dapat terwujud jika program Kampus Merdeka berjalan.

Adapun program Kampus Merdeka, kata Nadiem, mengizinkan para mahasiswa untuk belajar di luar kampus atau institusinya.

Nadiem mengatakan, program tersebut bertujuan melepas sekat-sekat yang ada antara kampus dan institusi lainnya.

"Esensi kebijakan Kampus Merdeka ini adalah untuk melepaskan sekat-sekat antara universitas dan industri, melepas sekat-sekat antara fakultas-fakultas lain, melepas sekat-sekat antara riset atau mengajar, atau pengabdian masyarakat. Itu semua kita merdekakan. Sehingga sekarang institusi-institusi di luar kampus juga bisa menjadi mini kampus selama satu semester," ucap dia.

Menurut dia, Kampus Merdeka juga memungkinkan institusi di luar kampus atau universitas seperti DPR, dapat merekrut mahasiswa untuk belajar.

Menurut Nadiem, program ini tak lepas dari pemikiran-pemikiran Presiden ke-1 RI Soekarno atau Bung Karno terkait gotong royong dan merdeka belajar.

"Luar biasa pemikirannya Bung Karno pada saat itu adalah gotong royong. Kemampuan berkolaborasi, kemampuan bekerja secara tim," ujar dia. 

"Menciptakan ekosistem yang bebas dari sekat-sekat. Dan hanya itulah cara kita untuk maju ke panggung dunia," kata dia.

Dikutip Kompas.com, Selasa (29/6/2021), Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Nizam mengatakan, melalui program ini, para mahasiswa bisa merasakan belajar di universitas lain.

Misalnya, mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo bisa merasakan belajar di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Mahasiswa akan dikirim ke salah satu kampus di luar pulau domisilinya untuk mengikuti proses pembelajaran dengan tiga skema yang dapat dipilih.

“Adik-adik akan mempunyai sahabat-sahabat baru, merasakan suasana perkuliahan yang baru, mempunyai keluarga baru, dan berkenalan dengan sahabat-sahabat, menciptakan persahabatan dari satu kota ke kota lain,” ujar dia. 

Adapun para mahasiswa dapat mendaftar program yang dibuka 14-27 Juni 2021 melalui laman Pertukaran Mahasiswa Merdeka.

https://nasional.kompas.com/read/2021/06/30/07065661/setelah-jadi-ceo-go-jek-nadiem-bercita-cita-menarik-orang-asing-belajar-di

Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke