Peneliti ICW Kurnia Ramadhana menilai upaya pemberhentian pegawai dengan menggunakan hasil asesmen Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) dilakukan bukan hanya oleh Pimpinan KPK.
"Selama ini dalam pengamatan kami, yang harus dilihat lebih lanjut Pimpinan KPK tidak bergerak sendiri. Ada pola yang terbentuk, ada kerjasama dengan kelompok tertentu," ungkapnya dalam konferensi pers yang ditayangkan di kanal YouTube Sahabat ICW, Rabu (26/5/2021).
Dugaan itu menurut Kurnia disebabkan oleh adanya dua kejadian. Pertama serangan buzzer pada akun sosial media ICW.
Kedua, adanya upaya peretasan yang dialami sejumlah aktivis antikorupsi dan mantan pimpinan KPK.
"Karena pasca (isu) TWK menguap ada dua kejadian yang menguatkan kesimpulan itu. Pertama ada pengerahan buzzer di media sosial dan platform YouTube itu dipenuhi dengan komentar-komentar menyudutkan atau upaya mendegradasi gerakan ini," jelasnya.
"Kedua adalah upaya peretasan yang dilakukan sejumlah penggiat antikorupsi, dan mantan pimpinan KPK," sambung Kurnia.
Ia kemudian menuturkan bahwa tindakan itu menunjukan adanya persekongkolan.
"Ini bukan kerja Firli Bahuri semata tapi ada persekongkolan jahat dibalik TWK itu," imbuhnya.
Adapun polemik terkait asesmen TWK sebagai syarat alih fungsi status pegawai KPK menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) masih terus terjadi.
Terbaru Wakil Ketua KPK Alexander Marwata dan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) mengumumkan 51 dari 75 pegawai tetap dinyatakan tidak lolos dan harus berhenti bekerja di KPK.
Sementara itu 24 sisanya masih bisa menjadi ASN setelah melewati pendidikan wawasan kebangsaan.
TWK sendiri dianggap janggal oleh berbagai pihak mulai dari organisasi masyarakat sipil, pegawai, hingga mantan pimpinan KPK.
Di sela polemik yang terus berlangsung, upaya peretasan sempat dialami setidaknya oleh beberapa staf ICW, dan 8 mantan pimpinan KPK saat menggelar konferensi pers virtual pada Senin (17/5/2021) lalu.
Peretasan bahkan juga dialami oleh penyidik senior KPK Novel Baswedan dan Direktur Pembinaan Jaringan Kerja Antar-Komisi dan Instansi KPK Sujanarko dan mantan Juru Bicara KPK Febri Diansyah juga menyalami peretasan, Kamis (20/5/2021) malam.
Akun Telegram ketiganya diambil alih oleh pihak yang tak bertanggungjawab.
https://nasional.kompas.com/read/2021/05/27/05480791/pegawai-kpk-tak-lolos-twk-dipecat-icw-nilai-ada-keterlibatan-kelompok