Hal tersebut disampaikan Bintang saat berkunjung ke Sekolah Perempuan di Desa Neboelaki Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (3/5/2021).
"Semoga program sekolah perempuan ini bisa direplikasi di daerah-daerah lainnya,” kata Bintang dikutip dari siaran pers, Selasa (4/5/2021).
Bintang menilai, sekolah perempuan di NTT telah berjasa memberdayakan para perempuan secara ekonomi dan menjadi ruang advokasi dalam setiap isu perempuan dan anak.
Ini termasuk dalam hal kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Dengan demikian sekolah perempuan menjadi wadah penting dalam memberikan edukasi kepada para perempuan.
"Terutama agar berani berbicara dan memahami apa saja hak-hak yang harus mereka perjuangkan," kata dia.
Bintang mengatakan, sekolah perempuan merupakan bentuk penguatan peran perempuan dalam pembangunan bangsa sehingga diharapkan berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat.
Oleh karena itu, keberadaannya di seluruh daerah di Indonesia pun dibutuhkan.
"Perempuan tidak boleh hanya menjadi penikmat dalam pembangunan, tapi juga harus turut berpartisipasi aktif memajukan pembangunan bangsa,” kata dia.
Bintang pun mengapresiasi langkah-langkah pemberdayaan perempuan di sekolah perempuan tersebut.
Pemberdayaan perempuan itu baik di keluarganya sendiri, ekonomi, serta yang berjuang memenuhi hak-haknya.
"Sekolah perempuan diharapkan dapat meningkatkan peluang perempuan menuju kesetaraan, namun implementasi di akar rumput ternyata lumayan berat," kata dia.
Lebih jauh Bintang menyebutkan bahwa pemberdayaan perempuan, pemenuhan hak anak, dan perlindungan anak tidak lepas dari kebijakan yang dibuat pemerintah daerah.
Oleh karena itu ia pun berharap agar sekolah perempuan dapat menjadi inspirasi dan direplikasi di desa-desa lainnya dalam suatu daerah.
https://nasional.kompas.com/read/2021/05/04/12175781/menteri-pppa-harap-program-sekolah-perempuan-di-ntt-direplikasi-di-daerah