"Kalau minimal jumlah mungkin sekitar 10 sampai 12 kapal selam untuk menjaga wilayah laut yang sedemikian luas dan tantangan geopolitik yang ada saat ini," ujar Beni kepada Kompas.com, Selasa (27/4/2021) malam.
Ia menanggapi tenggelamnya salah satu kapal selam Indonesia, KRI Nanggala-402. Sejauh ini, Indonesia hanya mempunyai 5 kapal selam, termasuk Nanggala.
Beni menyebut, pengadaan kapal selam menghadapi tantangan besar lantaran pemerintah memiliki keterbatasan anggaran belanja negara.
Karena itu, pengadaan kapal selam idealnya hanya memerlukan penambahan 6 unit lagi untuk mempertebal satuan kapal selam TNI AL.
"Kita hanya perlu menambah 6 kapal selam baru yang mungkin bisa makan waktu 15 hingga 20 tahun ke depan secara keseluruhan," ucap dia.
Namun demikian, ia memandang bahwa Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mempunyai perspektif lain terkait kebutuhan kapal selam.
Menurut dia, Prabowo mempunyai keinginan Indonesia dapat memiliki sekitar 15 kapal selam.
Sebelum KRI Nanggala-402 tenggelam, TNI AL mempunyai lima koleksi kapal selam.
Kelimanya adalah KRI Cakra-401, KRI Nanggala-402, KRI Nagapasa-403, KRI Ardadedali-404, dan KRI Alugoro-404.
Selain KRI Nanggala-402, KRI Cakra-401 tergolong kapal selam yang sudah berumur. Keduanya sama-sama produksi Jerman pada puluhan tahun lalu.
Dengan tenggelamnya KRI Nanggala-402, otomatis koleksi kapal selam TNI AL kini tinggal menyisakan empat unit.
https://nasional.kompas.com/read/2021/04/28/05364001/pengamat-idealnya-indonesia-punya-10-12-unit-kapal-selam