Salin Artikel

Wakil Ketua MPR: Ada 533 Serangan Teror Sejak Tahun 2000, Beberapa Pelaku Generasi Muda

Ironisnya, kata dia, berbagai serangan teror itu justru dilakukan generasi milenial.

Menurutnya, hal ini terjadi karena dibubarkannya Badan Pembina Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7) dan hilangnya materi Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) dari kalangan pelajar, mahasiswa, dan aparatur negara.

"Sejak BP7 dibubarkan, tidak ada lagi lembaga yang berkewajiban mensosialisasikan dasar dan ideologi negara. Dan sejak P4 ditiadakan, tidak ada lagi pelajaran mengenai dasar dan ideologi negara kepada pelajar, mahasiswa dan aparatur negara," kata Basarah dalam keterangannya, Senin (26/4/2021).

Hal tersebut disampaikan politikus PDI-P itu dalam sebuah diskusi Dialog Empat Pilar di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Senin bertemakan "Menangkal Penyusupan Paham Ekstrimisme, Di kalangan Anak Muda".

Basarah melanjutkan, dihapusnya BP7 dan hilangnya P4 tersebut mengakibatkan generasi milenial mencari ideologi dan dasar negara yang dipakai di negara lain.

Kondisi tersebut, kata dia, semakin rumit karena generasi muda lebih percaya kepada media sosial daripada media massa konvensional.

"Terbukti tingkat kepercayaan masyarakat kepada medsos mencapai 20,3 persen. Angka ini lebih besar daripada kepercayaan masyarakat terhadap informasi yang dikeluarkan secara resmi oleh website lembaga pemerintah hanya 15,3 persen," ungkap dia.

Menurut Basarah, generasi muda lebih mudah dipengaruhi untuk melancarkan gerakan radikalisme dan aksi bom bunuh diri.

Hal ini, lanjut dia, dikarenakan umumnya generasi muda memiliki jiwa militan yang sangat kuat.

Ia berpendapat, kepada anak-anak muda itu ditanamkan keyakinan bahwa semua yang dari barat adalah kafir dan thogut, termasuk masalah demokrasi dan Pancasila.

"Akibatnya banyak anak muda yang terpengaruh dan larut dalam aksi radikalisme," tambah dia.

Teror dua bulan sekali

Basarah kembali menyinggung jumlah 533 serangan teror di Indonesia dalam periode 2000-2020.

Ia menilai, dari angka tersebut dapat diartikan bahwa rata-rata setiap bulan terjadi dua kali aksi teror dalam dua puluh tahun terakhir.

"Dari jumlah tersebut, beberapa pelakunya tergolong masih muda," imbuh dia.

Ketua DPP PDI-P itu pun membeberkan sejumlah nama pelaku teror yang tergolong generasi muda di antaranya Nana Ikhwan Maulana (20) pelaku bom bunuh diri di hotel Ritz-Carlton tahun 2009.

Kemudian, ada Dani Dwi Permana (18) pelaku bom bunuh diri di hotel JW Marriot pada 2009. Lalu ada Sultan Ajiansyah (22) penyerang pos lalu lintas Cikokol-Tangerang pada 2016.

Selanjutnya, kata Basarah, ada Rabbial Muslim Nasution (24) pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan pada 2019.

Terkini adalah Lukman (26) pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar dan Zakiah Aini (26) pelaku teror di Mabes Polri pada 2021.

Basarah meminjam pernyataan pelaku bom Bali Ali Imron bahwa mengubah seseorang menjadi teroris cukup mudah hanya membutuhkan waktu dua jam.

Namun, Ali Imron mengatakan, untuk mengubah teroris menjadi tidak teroris lagi membutuhkan waktu yang sangat lama.

"Sementara untuk mengeluarkannya dari kelompok radikalisme itu butuh waktu yang sangat lama. Inilah salah satu alasan mengapa banyak generasi millenial terpapar radikalisme," ucap Basarah menirukan pernyataan Ali Imron.

https://nasional.kompas.com/read/2021/04/27/12204571/wakil-ketua-mpr-ada-533-serangan-teror-sejak-tahun-2000-beberapa-pelaku

Terkini Lainnya

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke