Pasalnya, kata dia, pembangunan di segala sektor sudah sepantasnya mengedepankan prinsip kesetaraan dan upaya-upaya pengarusutamaan gender tersebut.
Namun di tempat kerja, upaya pengarusutamaan gender bukan hanya bermanfaat bagi perempuan itu sendiri tetapi juga berdampak positif bagi kemajuan perusahaan.
“Pengarusutamaan gender di tempat kerja nyatanya bukan demi kepentingan perempuan belaka," ujar Bintang di acara webinar Peringatan Hari Kartini dengan tema: “Inspiring and Outstanding Women in Engineering: Commemorating Kartini’s Spirit”, dikutip dari siaran pers, Jumat (23/4/2021).
"Berbagai penelitian telah menunjukkan adanya korelasi terhadap kemajuan perusahaan dengan upaya pengarusutamaan gender," kata Bintang.
Oleh karena itu, kata dia, maka pengarusutamaan gender dan kesetaraan di tempat kerja pun menjadi kunci kesuksesan perusahaan.
Penelitian International Labor Organization pada Juni 2020 menunjukkan, di Indonesia terdapat 416 perusahaan nasional dan multinasional, baik perusahaan kecil, menengah, maupun besar.
Dari jumlah tersebut ditemukan, sebagian besar perusahaan sepakat bahwa upaya pengarusutamaan gender di lingkungan kerja membawa keuntungan luar biasa pada proses bisnis mereka.
"Tidak hanya itu, upaya ini juga memberikan keuntungan bagi perusahaan berupa peningkatan produktivitas dan kinerja pegawai, dan peningkatan profit," kata Bintang.
Bintang menjelaskan, di Indonesia budaya patriarki masih kental sehingga membuat perempuan kerap diragukan kemampuannya.
Antara lain, menurut dia, karena kondisi khusus fisiknya seperti datang bulan, hamil, dan menyusui.
"Kebutuhan-kebutuhan khusus perempuan tersebut seringkali menjadi hambatan apabila dirinya ingin memilih profesi tertentu," kata Bintang Puspayoga.
Bintang mencontohkan perempuan yang ingin berkarir di bidang STEM (science, technology, engineering, and mathematics) yang kesulitan karena masih dianggap sebagai pekerjaan laki-laki sehingga cenderung diragukan kemampuannya.
Hal tersebut pun membuat perempuan dianggap harus bisa menyesuaikan dan membuktikan bahwa dirinya layak diperhitungkan jika ingin berkarir pada industri tersebut.
"Tapi kondisi khusus perempuan tidak bisa menjadi alasan bagi siapapun untuk mengesampingkan pemenuhan kebutuhan spesifik perempuan atau bahkan memandang perempuan sebagai beban," ucap dia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/04/23/13340601/menteri-pppa-pengarusutamaan-gender-di-tempat-kerja-bukan-untuk-kepentingan