Hasto menyebut, pertemuan Megawati dan Nadiem membicarakan banyak hal terkait politik, pendidikan, hingga pentingnya Pancasila.
“Bu Mega berulang kali menekankan pentingnya pendidikan karakter dan pendidikan yang menggelorakan rasa cinta pada Tanah Air tidak hanya melalui teori, namun juga praktik, guna memahami apa itu gotong royong, nasionalisme, dan pengenalan Indonesia yang begitu plural. Jadi bukan hanya aspek kognitif saja,” kata Hasto dalam keterangan tertulis, Rabu (21/4/2021).
Menurut Hasto, mantan Presiden RI Ke-5 itu sudah dikenal sebagai sosok negarawan dengan pengalaman yang luas.
Sejak kecil, Megawati sering diajak ayahnya, yakni Presiden Soekarno atau Bung Karno, untuk ikut menerima tokoh-tokoh mancanegara dan tokoh kebangsaan.
Hasto menilai wajar apabila Megawati berdiskusi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ataupun jajarannya, termasuk Nadiem.
Bahkan, menurut Hasto, pertemuan Megawati dan Nadiem sudah dilakukan beberapa kali untuk membahas seputar politik Pendidikan.
“Jadi dialog tersebut memang perlu bagi kepentingan kemajuan dan peningkatan kualitas pendidikan nasional bangsa,” ucap dia.
Selain itu, Hasto menepis pembicaraan terkait reshuffle kabinet dalam pertemuan Nadiem dan Megawati.
Bagi PDI-P, reshuffle sepenuhnya adalah keputusan Presiden Jokowi.
“Harus dipahami bahwa PDI Perjuangan selalu memegang prinsip bahwa reshuffle hanya terjadi atas keputusan Presiden. Pertemuan tersebut tidak membahas hal itu,” kata dia.
Diberitakan sebelumnya, Mendikbud Nadiem Makarim mengunggah swafoto dengan Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri di Instagramnya, Selasa (20/4/2021).
Pertemuan itu dilakukan kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat itu, membahas terkait hilangnya kurikulum Pancasila dalam Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Hadir dalam pertemuan yang digelar Selasa tersebut, Kepala BPIP Yudian Wahyudi, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasona Laoly, Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah, dan juga Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristyanto.
Dalam keterangan tertulis yang dirilis sehari setelah pertemuan atau Rabu (21/4/2021), Megawati menegaskan, mata pelajaran Pancasila dan Bahasa Indonesia wajib masuk dalam kurikulum semua jenjang Pendidikan.
Ia menilai, Pancasila juga dapat membuat anak generasi muda tidak kehilangan jati dirinya sebagai bangsa Indonesia.
"Selain sebagai dasar dan ideologi negara kita, Pancasila juga berfungsi sebagai kepribadian bangsa Indonesia, sehingga kalau menurut saya mata pelajaran Pancasila itu wajib masuk dalam kurikulum pendidikan di semua jenjang," kata Megawati.
https://nasional.kompas.com/read/2021/04/21/18363731/sekjen-pdi-p-ungkap-isi-pertemuan-nadiem-dan-megawati-tepis-soal-reshuffle