JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo memberikan penjelasan terkait wacana impor beras beberapa waktu lalu.
Hal ini Jokowi sampaikan saat berdialog dengan para petani di Desa Wanasari, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Rabu (21/4/2021).
"Memang begini, jadi ada dari kementerian yang memang rencana, baru rencana impor," kata Jokowi, melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden.
Menurut Jokowi, rencana itu muncul karena pemerintah khawatir pandemi Covid-19 bakal menyebabkan hasil panen dalam negeri tidak baik dan tak banyak.
Pemerintah juga khawatir pandemi menyebabkan stok beras di Badan Urusan Logistik (Bulog) tidak mencukupi.
"Itu dihitung semuanya, kita hitung semuanya," ujar Jokowi.
Belum lagi, muncul ancaman gagal panen lantaran pada Desember 2020 dan Januari 2021 lalu banjir terjadi di banyak tempat. Dikhawatirkan, fenomena ini berpengaruh pada hasil panen.
Kala itu, pemerintah tak ingin mengambil risiko. Maka ditekenlah rencana pengadaan beras bersama Thailand dan Vietnam.
"Ya sudah tanda tangan dulu, baru tanda tangan," kata Jokowi.
Namun, ternyata kekhawatiran pemerintah tak terbukti. Situasi masih terkendali sehingga stok beras dalam negeri dipastikan aman.
Oleh karenanya, pada akhir Maret Jokowi memutuskan untuk menghentikan sementar rencana impor beras, setidaknya hingga Juni 2021.
"Kemarin saya sampaikan, sudah setop dulu ini panen mau impor. Nggak, nggak usah, nggak usah impor," katanya.
Jokowi menyadari bahwa harga gabah sempat anjlok. Hal ini diduga dipengaruhi munculnya wacana impor beras.
Namun, ia bersyukur kini harga sudah kembali normal.
"Saya senang sekali yang paling penting tadi harga gabahnya," kata dia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/04/21/13394371/dialog-dengan-petani-jokowi-jelaskan-rencana-impor-beras-yang-dihentikan