Salin Artikel

Mayoritas Publik Khawatir Terorisme, Pengamat Nilai Perlu Peran Pemuka Agama

Dua aksi tersebut adalah bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar dan penyerangan di Mabes Polri Jakarta.

Menanggapi hal tersebut pengamat terorisme dan intelejen Stanislaus Riyanta mengungkapkan, pemuka agama harus menjadi aktor terdepan memerangi paham radikalisme di masyarakat.

Penyebabnya, lanjut Riyanta, banyak pihak yang terpapar paham radikal, menggunakan narasinya untuk mempengaruhi orang lain dengan menggunakan ajaran agama tertentu.

"Kelompok teror seringkali menggunakan alasan ajaran tertentu termasuk agama, harus dilawan oleh para pemuka agama," kata Riyanta kepada Kompas.com, Senin (19/4/2021).

Ia menjelaskan, para pemuka agama harus bersatu dan secara tegas menyatakan bahwa tidak ada agama yang membenarkan dan mengajarkan tindakan terorisme.

Riyanta mengatakan, hal ini penting dilakukan agar pihak-pihak yang mendukung aksi terorisme tidak lagi memiliki tempat di masyarakat.

"Ketakutan masyarakat akan semakin bertambah jika pihak yang mendukung aksi teror dibiarkan, karena memang menjadi fakta bahwa narasi yang mendukung aksi teror masih beredar di masyarakat," ucap dia.

Pemuka agama, dinilai Riyanta menjadi garda terdepan pada pemberantasan terorisme karana jika masyarakat menghadapi langsung, mereka kerap kali harus berhadapan dengan anggapan melawan dalil-dalil agama.

"Karena kelompok tersebut menggunakan dalil agama sebagai pembenaran,sehingga ketika ada yang melawan akan dihadapkan dengan (pemahaman) anti agama," tutur Riyanta.

"Untuk itu pemuka agama dari semua agama harus bersatu untuk melawan ideologi kekerasan tersebut," kata dia.

Sebagai informasi hasil temuan Litbang Kompas menyebut sebanyak 74,7 persen menganggap kinerja pemerintah sudah cukup baik melawan terorisme.

Di sisi lain, hasil survei juga menunjukan bahwa sebanyak 49,8 persen responden menyatakan siap menerima mantan napi terorisme (napiter) kembali hidup di tengah masyarakat.

Adapun survei Litbang Kompas dilakukan pada pertengahan April 2021 dengan melibatkan 520 responden di 34 provinsi.

Tingkat kepercayaan survei 95 persen dengan nirpencuplikan penelitian sekitar 4,30 persen.

https://nasional.kompas.com/read/2021/04/19/13405551/mayoritas-publik-khawatir-terorisme-pengamat-nilai-perlu-peran-pemuka-agama

Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke