Di saat bersamaan, pembangunan lokasi terdampak akan dilakukan secepatnya.
Hal ini Jokowi sampaikan saat mengunjungi salah satu lokasi bencana di Desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, NTT, Jumat (9/4/2021).
"Nanti dengan persetujuan masyarakat, lokasi ini akan dipindahkan, direlokasi dan secepatnya akan dibangun dalam waktu yang secepat-cepatnya," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, jumlah warga yang saat ini mengungsi tidak terlalu besar.
Namun, ia memastikan, logistik untuk para pengungsi tercukupi.
Hingga saat ini, jumlah korban meninggal akibat bencana ini mencapai 163 jiwa. Sedangkan 45 orang masih dalam pencarian.
Jokowi menyebut, muncul kendala dalam proses pencarian korban. Sebab, keadaan lapangan yang dipenuhi bebatuan besar menyulitkan operasionalisasi alat-alat berat.
"Tapi sudah saya perintahkan agar terus dicari dan ditemukan yang masih hilang 45 orang," ujarnya.
Sebelumnnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo telah mengatakan bahwa pemerintah akan membangun rumah-rumah yang rusak akibat banjir dan tanah longsor di NTT dan NTB.
"Bahwa pemerintah sebagaimana yang telah ditugaskan oleh Presiden, BNPB itu akan membangun rumah-rumah yang rusak berat, rusak sedang, dan juga rusak ringan," kata Doni melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (6/4/2021).
Anggaran yang disiapkan pemerintah untuk program perbaikan ini berbeda-beda. Untuk rumah rusak berat, disiapkan anggaran perbaikan sebesar Rp 50 juta.
Sementara, untuk rusak sedang, anggaran yang disiapkan Rp 25 juta, dan rusak ringan Rp 10 juta.
Selain bantuan perbaikan kerusakan, kata Doni, pemerintah berencana untuk memberikan bantuan dana bagi pengungsi agar dapat menyewa rumah keluarga mereka sebagai tempat pengungsian.
Bantuan dana hunian diberikan kepada setiap keluarga setelah pemerintah daerah mengajukan usulan ke BNPB
"Hal ini dilakukan agar tidak terlalu banyak terjadinya kerumunan dan di tempat-tempat pengungsian," kata Doni.
https://nasional.kompas.com/read/2021/04/09/14473201/jokowi-relokasi-dan-pembangunan-rumah-warga-terdampak-banjir-ntt-dilakukan