Ia mengatakan, membaca berita hoaks bisa menyebabkan stres yang berpengaruh pada imunitas tubuh.
"Sama dengan pentingnya dengan menjaga kesehatan badan, hindari stres, apalagi karena berita bohong atau hoaks yang banyak beredar," kata Reisa melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (8/2/2021).
Reisa menyebutkan, informasi resmi dari pemerintah terkait pandemi Covid-19 disampaikan melalui laman covid19.go.id dan kemkes.go.id, atau melalui media sosial @lawancovid19_id.
Untuk menghindari hoaks terkait ketersediaan tempat tidur di rumah sakit misalnya, masyarakat disarankan mengunduh aplikasi Siranap atau Sistem Informasi Rawat Inap rumah sakit yang disediakan Kementerian Kesehatan.
Aplikasi ini menyediakan informasi mengenai ketersediaan tempat tidur di rumah sakit secara real time. Untuk mendapatkannya, masyarakat dapat mengunduh melalui PlayStore atau laman Kemenkes.
"Bagikan info ini ke orang-orang yang membutuhkan ruang perawatan, terutama pasien Covid-19. Langsung ke sumber informasi resmi yang disediakan, jangan sampai percaya kabar yang tidak terverifikasi," ujar Reisa.
Apabila mendapatkan informasi terkait vaksinasi Covid-19 yang terlalu bombastis, Reisa menyarankan masyarakat untuk segera mengecek kebenarannya melalui http://s.id/infovaksin.
Jika informasi tersebut terbukti hoaks, masyarakat diminta untuk menghentikan penyebarannya dan menghapus info tersebut.
Reisa mengingatkan, menyebarkan berita hoaks tidak hanya bisa dikenai hukuman pidana, tetapi juga membahayakan nyawa orang lain.
"Ingat, menyebarkan hoaks dapat dipidana dan dapat menyebabkan orang jadi stres sampai membahayakan nyawa mereka," kata Reisa.
"Lindungi diri kita dari penyakit dan berita bohong, yakinkan aman dari risiko penyakit dan hoaks dan imun kita meningkat," tuturnya.
https://nasional.kompas.com/read/2021/02/09/07364921/satgas-covid-19-hindari-stres-apalagi-karena-berita-bohong