Hasil riset Bloomberg memprediksi bahwa dengan tingkat vaksinasi saat ini, Indonesia baru bisa menjangkau 75 persen vaksinasi populasi dengan dua dosis vaksin dan mengakhiri pandemi sekitar 10 tahun lagi.
Dicky memperkirakan, vaksinasi bisa rampung dan pandemi Covid-19 berakhir sekitar tiga sampai empat tahun.
"Dari saya sendiri sejak awal memperkirakan ya 3-4 tahun kita perlu waktu untuk menyelesaikan program vaksinasi. Dan dari situasi dan analisa ya setidaknya pandemi akan paling lama empat tahunan," kata Dicky saat dihubungi, Senin (8/2/2021).
Kendati demikian, Dicky mengingatkan vaksinasi tak serta merta membentuk herd immunity atau kekebalan komunitas.
Sebab, kata dia, setelah vaksinasi dilakukan, ada beberapa variabel yang harus diukur seperti berapa lama vaksin mampu mencegah transmisi virus dan antibodi yang ditimbulkan.
"Itu sebabnya vaksinasi ini tidak bisa berdiri sendiri, harus kita perkuat strategi public health nya 3T dan 5M nya itu dengan penguatan di strategi pengetatan PSBB apa pun yang disepakati," ujarnya.
Dicky berpendapat, untuk mempercepat proses vaksinasi Covid-19, pemerintah harus memastikan ketersediaan vaksin.
Dicky mengatakan, pemerintah tidak boleh bergantung pada satu jenis vaksin saja. Oleh karenanya, ia meminta proses pembuatan vaksin Merah Putih terus dilanjutkan.
"Vaksin merah putih itu tidak boleh kendor, kita akan perlu karena ini (Covid-19) bisa cukup lama, kita tidak bisa bergantung pada impor," ucapnya.
Lebih lanjut, Dicky mengingatkan, jangan sampai Indonesia menjadi negara terakhir yang keluar dari situasi pandemi Covid-19.
Ia mengatakan, pengendalian Covid-19 selain vaksinasi adalah melaksanakan 3 T (testing, tracing dan treatment) dan 5 M yaitu memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi.
"Dan diperkuat dengan strategi public health PSBB dan lain-lainnya," pungkasnya.
https://nasional.kompas.com/read/2021/02/08/19163491/ahli-epidemiologi-prediksi-vaksinasi-covid-19-ri-tuntas-3-4-tahun