JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Kuntjoro Adi Purjanto secara khusus meminta masyarakat untuk memberi rasa prihatin terhadap kondisi rumah sakit yang saat ini sudah penuh.
"Masyarakat ini, kasihani kami lah. Rumah sakit itu bagian belakang, bemper yang paling akhir. Bukan garda terdepan," kata Kuntjoro dalam Forum Diskusi Public Health: Vaccine What to Expect, Rabu (27/1/2021).
Pada kesempatan tersebut, ia mengimbau kepada semua pihak bahwa rumah sakit bukan merupakan garda terdepan untuk menangani Covid-19.
Namun, rumah sakit merupakan jalan terakhir atau bagian belakang yang akan menanggulangi pasien yang terpapar Covid-19.
Sementara, yang menjadi garda terdepannya adalah semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah, serta stakeholder terkait.
Kendati demikian, ia tetap terbuka menerima masukan dari masyarakat kepada rumah sakit khususnya dalam menangani pandemi.
"Masukan dari stakeholder-stakeholder, atau pentahelix dari masyarakat. Saya introspeksi juga di dalam rumah sakit jangan-jangan ahli komunikasinya tidak ada, karena saking sibuknya," ujarnya.
Oleh karena itu, ia menekankan agar semua pihak kembali menjalankan prinsip gotong royong dalam menanggulangi pandemi.
Adapun gotong royong dimaksud adalah gotong royong dari semua pihak atau gotong royong komunitas.
"Kita kadang memakai kata itu kolaborasi, tapi lebih akrab gotong royong saja. Itu gotong royong komunitas sangat diperlukan," kata dia.
Terkait data rumah sakit, ia membeberkan bahwa ada 970 rumah sakit rujukan dari 2.996 rumah sakit di Indonesia.
Di samping itu, ia mengapresiasi peran rumah sakit swasta yang luar biasa dalam membantu penanggulangan Covid-19.
Selain itu, ia menaruh harapan khusus pada pemerintah untuk menunda terlebih dahulu aturan klasifikasi rumah sakit.
Hal tersebut dinilai akan mengganggu operasional rumah sakit yang menangani Covid-19.
"Rumah sakit itu lagi sibuk, beserta dokter-dokter dan tenaga kesehatannya. Aturan apa, misalnya tentang klasifikasi rumah sakit, tentang class standard. Please tolong di-delay dulu deh. Sekarang kita fokus pada perang Covid-19. Ini saya imbau kepada pemerintah mudah-mudahan dapat didengar," harapnya.
Sebelumnya, dalam beberapa hari terakhir kondisi rumah sakit di Indonesia yang menangani Covid-19 penuh.
Penuhnya rumah sakit tersebut juga membuat masyarakat kesulitan untuk mendapatkan pelayanan.
Inisiator LaporCovid-19 Irma Hidayana mengungkapkan, terdapat 34 laporan kasus pasien yang ditolak rumah sakit karena penuh sejak akhir Desember 2020 hingga 21 Januari 2021.
Irma mengatakan, pihaknya sudah meminta bantuan kepada tim Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mencarikan solusi.
"Kami juga sudah dibantu Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dalam mencari rumah sakit," kata Irma dalam Konferensi Pers Daring, Senin (25/1/2021).
Kendati demikian, Irma mengatakan, sudah empat kali meminta bantuan kepada tim Kemenkes, namun tak kunjung membuahkan hasil.
Untuk itu, ia meminta agar pemerintah dan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 segera mencarikan solusi agar layanan rumah sakit kembali normal.
"Kita perlu fokus membenahi ini. Kita sedang hadapi rumah sakit yang sudah mulai kolaps," ujarnya.
https://nasional.kompas.com/read/2021/01/27/17562871/rumah-sakit-penuh-ketum-persi-masyarakat-tolong-kasihani-kami