BSU itu diberikan untuk empat bulan berturut-turut, September-Desember 2020, dengan besaran Rp 600.000 tiap bulannya.
"Total realisasinya Rp 29,4 triliun, persentasenya 98,91 persen. Sekarang dalam proses kami melakukan rekonsiliasi data oleh bank penyalur," kata Ida dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR, Senin (18/1/2021).
Ida menuampaikan, realisasi anggaran BSU gelombang I yaitu sebesar Rp 14,7 triliun. Selanjutnya, realisasi anggaran BSU gelombang II sebesar Rp 14,6 triliun.
Secara keseluruhan, total anggaran BSU yaitu Rp 29,76 triliun dengan target penerima 12,4 juta pekerja yang bergaji di bawah Rp 5 juta per bulan.
Ida mengatakan, anggaran BSU yang tidak tersalurkan ke pekerja dikembalikan ke kas negara.
"Anggaran BSU yang belum tersalurkan per 31 Desember kami kembalikan ke kas negara sebagaimana ketentuan Peraturan Menteri Keuangan," ujar dia.
Menurut Ida, ada sejumlah alasan anggaran BSU akhirnya tidak bisa tersalurkan 100 persen.
Penyebab yang dikemukakan Ida di antaranya rekening calon penerima pasif, rekening calon penerima ditutup atau diblokir, dan data NIK di bank tidak sesuai dengan data NIK penerima subsidi.
"Ini beberapa penyebab kenapa tidak bisa 100 persen tersalurkan," ucap dia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/01/18/14572401/menaker-bantuan-subsidi-upah-untuk-pekerja-tersalurkan-9891-persen