Koordinator Kontras Fatia Maulidiyanti menyebutkan, Listyo merupakan seorang jenderal polisi yang mempunyai kedekatan dengan Jokowi.
Mengingat, Listyo pernah menjadi ajudan Jokowi selama dua tahun terhitung sejak 2014.
Kedekatan hubungan keduanya pun diharapkan tak menimbulkan konflik kepentingan dalam penegakan hukum.
"Kedekatan tersebut jangan sampai conflict of interest dalam proses penegakan hukum ke depannya," ujar Fatia kepada Kompas.com, Rabu (13/1/2021).
Sejalan dengan itu, Fatia menyebut, kedekatan hubungan dengan Jokowi semestinya bisa dimaksimalkan Listyo untuk menyampaikan situasi terkini.
Misalnya, menyampaikan aspirasi berkaitan dengan masalah reformasi sektor keamanan.
Dengan begitu, apa yang disampaikan Listyo diharapkan membuat Jokowi mau mendengarkan dan mengetahui masalah di sektor tersebut.
"Sebagai mantan ajudan Joko Widodo, dia juga bisa memanfaatkan kedekatannya untuk menyampaikan situasi terkini agar Presiden dapat mendengar dan mengetahui masalah yang sedang terjadi, terutama reformasi sektor keamanan," kata Fatia.
Jokowi telah mengajukan nama Listyo sebagai calon tunggal Kapolri sebagaimana surat presiden (Surpres) yang dilayangkan kepada DPR pada Rabu (13/1/2021).
Setelah menerima surpres, DPR selanjutnya memproses calon Kapolri usulan Presiden sesuai UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).
Sebelum Jokowi menjatuhkan pilihan kepada Listyo, setidaknya ada empat nama calon Kapolri lainnya yang sudah dikantongi Jokowi.
Keempatnya adalah Komjen Pol Gatot Eddy Pramono dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafly Amar.
Ada pula nama Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto dan Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri Komjen Pol Agus Andrianto.
https://nasional.kompas.com/read/2021/01/13/14190321/kedekatan-listyo-dengan-jokowi-diharapkan-tak-berakibat-konflik-kepentingan