Salin Artikel

Cerita Penyelam Sukarelawan Cari Sriwijaya Air SJ 182, Temukan SIM hingga Korban

Dikutip dari Kompas.id, Selasa (12/1/2021), sejak bermalam di atas Kapal Negara (KN) SAR Wisnu pada Minggu (9/1/2021), Simon melakukan penyelaman pertama pada Senin (11/1/2021) sekitar pukul 10.00 WIB.

Dari kapal tersebut, terdapat sekitar 10 tim yang terjun ke laut untuk pencarian dan evakuasi pesawat yang jatuh setelah 4 menit lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang tersebut.

Dalam pencarian pertamanya, tim Simon rupanya menemukan sejumlah bagian badan pesawat dan semacam tas ransel yang berisi kartu kredit serta surat izin mengemudi (SIM).

Identitas pada SIM yang ditemukan tersebut merujuk pada seorang perempuan asal Pontianak, Kalimantan Barat, kota tujuan pesawat nahas tersebut.

Upaya pencarian tim Simon kembali membuahkan hasil pada penyelaman kedua yang dilakukan pukul 14.00.

Saat itu, tim Simon menemukan bagian pesawat berupa potongan jok penumpang serta sejumlah bagian tubuh manusia yang diduga sebagai korban.

Namun, mereka kesulitan untuk mengangkat bagian-bagian tubuh yang ditemukan tersebut.

"Begitu masuk ke kantong jenazah, langsung hancur lebur,” kata Simon.

Berbagai kendala

Simon yang merupakan aparatur sipil negara di Kementerian Kelautan dan Perikanan ini mengatakan, timnya menyelam di Perairan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, yang berkedalaman 17-20 meter.

Saat menyelam, jarak pandang yang terbatas menjadi salah satu kendala mengingat dasar laut yang berlumpur.

Pada penyelaman pertama, jarak pandang Simon dan kawan-kawan hanya sekitar 4-5 meter. Sedangkan penyelaman kedua hanya 1 meter.

Kondisi itu diperparah dengan langit yang mendung.

"Setiap ambil bagian pesawat atau bagian tubuh manusia di dasar laut, lumpur tersibak dan berhamburan," kata dia.

Tidak hanya soal jarak pandang dan kondisi bagian tubuh korban yang ditemukan mudah hancur, risiko lainnya yang harus dihadapi para penyelam adalah dekompresi.

Dekompresi adalah masalah yang timbul akibat tekanan tinggi di kedalaman laut. Penyakit yang bisa muncul, antara lain, kelumpuhan.

Bahkan yang lebih fatal, dekompresi juga bisa mengakibatkan kematian.

Hal itu pernah terjadi pada Syahrul (48) alias Anto, sukarelawan Indonesia Diving Rescue Team (IDRT) yang membantu SAR jatuhnya pesawat Lion Air pada 2018 lalu.

Meskipun memiliki tantangan yang berat, namun Koordinator Posko POSSI untuk SAR Sriwijaya Air Sj 182 Budi Cahyono (49) meyakini rekan-rekannya paham dan bisa menjaga diri dari bahaya dekompresi.

Terlebih mereka juga sudah mendapatkan sertifikat instruktur yang untuk mendapatkannya melalui proses panjang.

Antara lain, tingkat pertama disebut A1, yakni level open water scuba diving, berlanjut ke A2 (advanced scuba diving), A3 (rescue scuba diving), A4 (master scuba diving), baru masuk ke level B1 (instruktur).

Namun, meskipun berisiko tinggi, tetapi hobi yang selama ini dicintai Simon maupun Budi dapat menjadi pahala tersendiri.

Salah satunya dengan melakukan misi kemanusiaan kecelakaan pesawat seperti saat ini.

https://nasional.kompas.com/read/2021/01/12/13380781/cerita-penyelam-sukarelawan-cari-sriwijaya-air-sj-182-temukan-sim-hingga

Terkini Lainnya

KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

Nasional
Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Nasional
KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

Nasional
Soal 'Presidential Club' Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Soal "Presidential Club" Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Nasional
KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

Nasional
Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Nasional
Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Nasional
TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

Nasional
Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
 Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Nasional
Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Nasional
RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

Nasional
 Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Nasional
Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke