Salin Artikel

Tren Pemotongan Hukuman oleh MA Dinilai Membuat Koruptor Tak Takut Korupsi

Zaenur berpendapat, pemotongan hukuman tersebut dikhawatirkan dapat membuat perilaku korupsi semakin menjamur karena tidak ada ancaman hukuman berat.

"Mereka tidak akan khawatir karena toh nanti akan ada banyak kesempatan yang bisa digunakan untuk mendapatkan hukuman yang ringan seperti juga melalui peninjauan kembali," kata Zaenur saat dihubungi, Kamis (7/1/2021).

Zaenur menuturkan, tren pemotongan hukuman tersebut juga patut dipertanyakan karena sudah ada lebih dari 20 terpidana yang hukumannya didiskon di tingkat PK

Jumlah itu dapat bertambah panjang karena saat ini ada sejumlah terpidana korupsi yang tengah mengajukan PK, antara lain mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq dan mantan Gubernur Banten Ratu Atut Choisiyah.

"Menurut saya memang di sini kita kemudian bertanya-tanya ada apa di Mahkamah Agung, tren seperti ini menurut saya cukup menarik perhatian publik, menimbulkan tanda tanya," ujar Zaenur.

Selain tren pemotongan hukuman, ia juga menyoroti putusan kasasi MA dalam kasasi kasus suap mantan Kalapas Sukamiskin di mana pemberian mobil dianggap sebagai bentuk kedermawanan.

Menurut Zaenur, putusan tersebut justru menimbulkan pertanyaan di tengah publik tehadap MA dalam upaya pemberantasan korupsi.

Ia pun mendorong Badan Pengawasan MA dan Komisi Yudisial harus memberikan pengawasan khusus terhadap proses penijauan kembali yang ditangani oleh MA.

"Untuk memastikan bahwa penjatuhan putusan peninjauan kembali yang meringankan terpidana korupsi ini bebas dari intervensi apapun yang itu bisa menjurus pada pelanggaran etik maupun pelanggaran hukum," kata dia.

https://nasional.kompas.com/read/2021/01/07/18453951/tren-pemotongan-hukuman-oleh-ma-dinilai-membuat-koruptor-tak-takut-korupsi

Terkini Lainnya

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke