Ia mengatakan, temuan tersebut merupakan hasil observasi selama menangani Covid-19 setelah terdapat peningkatan kasus pasca-liburan atau munculnya kerumunan.
"Kami melihat fenomena setiap setelah liburan ada peningkatan kasus. Saya kira memang belum ada data secara pasif, tapi setiap kali ada peningkatan kasus, karakteristik virusnya berbeda," ujar Inolyn dalam koferensi pers di BNPB, Senin (21/12/2020).
"Jadi dikasih obat tertentu kayaknya sudah kebal, terus kebal. Artinya, dia berubah sifat atau entah bagaimana caranya. Di luar negeri ada penelitian virusnya seperti berubah sifat, lebih mudah menyebar," kata dia.
Oleh karena itu, kata dia, sebagai tenaga medis yang menangani Covid-19, pihaknya memohon kepada masyarakat agar tidak bepergian selama libur panjang Natal dan Tahun Baru.
Ia meminta agar masyarakat tetap berdiam diri di rumah. Sebab, berdasarkan pengalaman, libur panjang selalu identik dengan peningkatan kasus.
"Bukannya kami anti-liburan, tapi kami mohon saat ini tolong menahan diri semua, di rumah saja. Karena peningkatan jumlah kasus itu sepertinya dikaitkan dengan perubahan sifat virus yang semakin mudah menyebar yang kami observasi," ujar Inolyn.
Kondisi tersebut, kata dia, diikuti dengan kapasitas rumah sakit yang sudah penuh bahkan sebelum libur panjang terjadi.
Terlebih, RS PGI Cikini juga merupakan salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 yang ditunjuk pemerintah sejak April 2020 juga telah penuh.
"Semua memang sudah jenuh, tapi kami mohon dengan sangat, di rumah saja dulu. Kalau mau kumpul pakai masker," kata dia.
"Kalau sakit, jangan disembunyikan! Langsung ke dokter supaya deteksinya cepat. Jangan tunggu berat, nanti susah," ucap dia.
https://nasional.kompas.com/read/2020/12/21/22004921/rs-pgi-cikini-setiap-ada-peningkatan-kasus-covid-19-sifat-virus-bisa-berubah