"Lima tahun kemarin kami bisa membuat catatan emas kinerja untuk membangun Indonesia lewat desa, meski itu tidak mudah," katanya saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Sekretariat Jenderal di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (12/3/2020).
Meski tidak mudah, Anwar mengaku optimis, pembangunan Indonesia lewat desa dapat terbantu dengan berjalannya fungsi manajemen yang sudah ada.
Anwar menjabarkan, ada tiga pilar manajemen yang berhubungan dengan penilaian kinerja untuk membantu mewujudkan pembangunan tersebut. '
"Pertama adalah kelembagaan atau struktur yang jelas tugas dan fungsinya," kata Anwar seperti dalam keterangan tertulisnya.
Dia menyebut, hal itu menjadi bagian penting untuk meningkatkan manajemen dengan adanya kelembagaan yang baik, meski memang tidak ada formula pasti untuk mengukur keberhasilannya.
Kedua, Sumber Daya Manusia (SDM). Terkait ini, Anwar mengaku sedikit pesimis pada SDM yang ada di Kemendesa PDTT saat pertama kali menjadi Sekjen.
Anwar mengibaratkan SDM di Kemendesa PDTT, seperti klub Liga Inggris, Leicester City. Klub ini tempat orang terbuang, namun dengan racikan pelatih, Claudio Ranieri bisa jadi juara.
"Saya melihat kondisi kami tapi dengan semangat yang ada, kami bisa membuktikan bahwa kami terbaik dan bukan orang terbuang. Yah meski memang ada SDM yang nakal-nakal," kata Anwar yang disambut tepukan tangan peserta rapat.
Ketiga, sambung Anwar, fungsi berhubungan dengan tata kelola yang menyatukan lembaga dan fungsi SDM.
"Dari ketiga faktor ini, kami membuktikan jika bisa jadi yang terbaik dan mendapat apresiasi yang signifikan," kata Anwar.
Adapun, rapat ini bertujuan untuk mengevaluasi program kerja tahun 2019 yang merupakan titik akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014 hingga 2019.
Sementara itu, Ketua Panitia yang juga Kepala Biro Perencanaan Muh Rizal mengatakan, Sekretariat Jenderal (Setjen) memiliki fungsi untuk mendukung pencapaian target yang dicanangkan oleh pemerintah.
Untuk mendukung pelaksanaan tugas tersebut, dibutuhkan pelaksanaan tugas manajemen dan teknis lainnya sebagai unsur target kinerja kementerian.
"Raker ini menjadi strategis untuk mendukung kegiatan strategis kementerian," ujar Rizal.
Dia menerangkan, selain mengevaluasi kegiatan dan anggaran tahun 2019, rapat ini juga untuk menyusun rencana kerja tahun 2020, dan meningkatkan kualitas pelayanan Setjen terhadap stake holder.
"Juga, meningkatkan kompetensi dan kebersamaan pegawai di lingkungan Sekretariat Jenderal," ungkap Rizal.
Tantangan lima tahun ke depan
Dalam rakor tersebut, Anwar Sanusi mengaku, lima tahun ke depan Kemendesa PDTT masih menghadapi tantangan yang cukup berat.
Anwar menjelaskan, tantangan yang dihadapi Kemendesa PDTT adalah RPJMN tahun 2020 sampai 2024.
Pasalnya, terang Anwar, jika awalnya desa mandiri hanya berjumlah 2.500, kini targetnya menjadi 10.000.
"Sedangkan untuk desa tertinggal yang sebelumnya hanya 5.000 kini menjadi 10.000," imbuh Anwar.
Terlebih menurut Anwar, jumlah tersebut belum termasuk target mengenai penguatan kelembagaan ekonomi di tingkat desa yang tercermin dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang harus berkembang.
"Kami harus lakukan penataan kelembagaan karena tantangan yang diberikan sudah berbeda dan lebih banyak,” tuturnya.
Untuk itu, dia menyebut, harus dilakukan penyesuaian karena setelah diskusi akan lahir struktur organisasi baru yang akan menjalankan mandat Desa dan PDTT dengan target lebih tinggi.
Anwar juga mengingatkan, jajaran dan staf di Kemendesa PDTT agar tidak terlena dengan keberhasilan yang diperoleh saat ini.
Dia pun meminta keberhasilan saat ini dijadikan momentum untuk bisa menjalankan tantangan lima tahun ke depan.
Sebagai informasi, rakor tersebut diikuti 222 peserta dan berlangsung selama dua hari. Rencananya, rapat ini juga bakal dihadiri Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar.
https://nasional.kompas.com/read/2020/12/11/19000031/meski-terhitung-kementerian-baru-kemendesa-pdtt-torehkan-kinerja-emas