JAKARTA, KOMPAS.com- Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Agus Dwi Susanto mengatakan, antibodi memang bisa diturunkan oleh ibu kepada bayinya. Hal itu disebabkan lantaran asam ribonukleat atau ribonucleic acid (RNA) yang merupakan salah satu materi genetik terdiri dari nukleotida, menempel dalam darah.
Agus mengungkapkan itu saat menanggapi berita yang beredar mengenai bayi terlahir dengan antibodi Covid-19 dalam dialog virtual Satgas Penanganan Covid-19 bertajuk "Mewaspadai Efek Jangka Panjang Covid-19", Kamis (3/12/2020).
"Beberapa laporan menunjukkan memang virus RNA itu ada dalam darah seseorang yang terinfeksi Covid-19. Sehingga potensi RNA virus itu harusnya bisa masuk ke dalam si bayi, itu bisa jadi antibodinya. Secara teori seperti itu," kata Agus.
Namun, ia mengatakan bahwa hal ini perlu dikaji lebih lanjut karena merupakan sesuatu fenomena baru dalam dunia medis.
Terlebih, kata dia, hingga kini belum ada bukti transmisi penularan virus corona dari ibu hamil kepada bayinya melalui darah.
"Sejauh ini belum ada bukti transmisi penularan virus dari ibu kepada bayinya lewat darahnya. Belum ada data tersebut. Jadi masih perlu melakukan kajian," ujarnya.
Tak hanya Agus yang masih terheran, para dokter di dunia pun memang tengah menghadapi teka-teki terkait lahirnya bayi yang memiliki antibodi Covid-19.
Diberitakan sebelumnya, di Singapura terlahir seorang bayi tergolong langka, dengan antibodi virus corona pada 7 November 2020.
Celine Ng-Chan (31) ibu bayi yang terpapar virus corona saat sekeluarga berlibur ke Eropa pada Maret lalu. Para dokter sebelumnya meramalkan, bayi yang dikandungnya kemungkinan dilahirkan akan positif atau sakit akibat virus corona.
Pasalnya Celine mengalami gejala sakit relatif berat akibat Covid-19. Dia harus dirawat dua setengah minggu di rumah sakit.
Juga anak perempuan dan ibunya mengalami gejala sakit agak berat. Sementara suami dan ayahnya tidak menunjukkan gejala sakit.
Namun, bayi bernama Aldri yang dilahirkan 7 November lalu itu tak menunjukkan gejala sakit, bahkan memiliki antibodi Covid-19, demikian laporan The Strait Times.
"Dokter memperkirakan, saya mentransfer antibodi kepada bayi saat kehamilan”, ujar Celine Ng-Chan kepada surat kabar harian Singapura itu.
Sementara itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, hingga kini belum diketahui apakah ibu hamil dapat menularkan virusnya kepada janin di dalam kandungan.
Sejauh ini diketahui, virus aktif tidak ditemukan pada cairan air ketuban di dalam kandungan maupun dalam air susu ibu.
https://nasional.kompas.com/read/2020/12/03/21141781/bayi-lahir-dengan-antibodi-covid-19-ini-penjelasan-dokter