Salin Artikel

Pahami Gejala Covid-19 dan Long Covid-19, Ini Bedanya

Perbedaan pertama, kata Agus, orang harus mengetahui bahwa gejala Long Covid bersifat kronik atau bertahun-tahun. Sedangkan, gejala Covid-19 sifatnya akut yang muncul dalam beberapa hari dan mingguan.

Ia menjelaskan, terkait gejala Covid-19 harusnya semua sudah mengetahui apa saja yang akan dirasakan seseorang sebelum dinyatakan positif.

"Biasanya kan gejalanya demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan. Sifatnya akut dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. Kemudian disertai riwayat kontak, atau dengan hasil tes Covid-19 positif," kata Agus dalam dialog virtual Satgas Penanganan Covid-19 bertajuk "Mewaspadai Efek Jangka Panjang Covid-19" Kamis (3/12/2020).

Hal yang perlu dibedakan, kata dia, bahwa Long Covid adalah fenomena yang terjadi ketika seseorang sudah sembuh dari Covid-19 berupa gejala-gejala penyakit.

Artinya, jika seseorang belum dinyatakan positif Covid-19, maka orang itu tidak akan mengalami Long Covid.

"Long Covid ini kan seseorang harus dinyatakan sembuh dulu. Itu statement-nya, pasien Covid-19 harus sembuh dan biasanya swab-nya negatif. Lalu kemudian muncul gejala yang menetap," ucap Agus.

Ia menerangkan, seseorang yang sembuh dan merasakan gejala-gejala seperti kelelahan kronik, sesak nafas, jantung berdebar, hingga masalah psikologis maka harus segera memeriksakan diri ke dokter.

Gejala pertama adalah kelelahan kronik. Agus menjelaskan, seseorang akan merasa badan lemah, letih, lesu selama mingguan bahkan bulanan.

Selanjutnya adalah gejala sesak nafas. Ia mengatakan, seseorang akan mengalami gejala yaitu nafas yang berat.

"Ini karena memang Long Covid itu dampaknya sebagian besar ke paru, kemudian juga bisa ke jantung," ujarnya.

"Lalu ada juga gejala nyeri sendi dan otot. Bahkan ada juga yang melaporkan gejala psikologis, seperti depresi paska Covid. Ini juga dilaporkan sebagai bagian dari Long Covid. Gangguan pada perut dan gangguan pada perasa atau pembau juga bisa masuk Long Covid," kata Agus.


Oleh karena itu, ia menekankan agar seseorang jangan sampai terkena Covid-19 apabila tidak ingin mengalami fenomena Long Covid.

Ia menyarankan agar masyarakat tetap menjaga pola hidup sehat dan menghindari mengonsumsi barang-barang yang berpotensi merusak organ tubuh.

Sementara itu, bagi survivor Covid-19 yang sudah mulai merasakan keluhan sesak, ia menyarankan agar segera ke dokter untuk melakukan tes fungsi paru.

"Pada prinsipnya, kalau sudah merasakan sesak, maka sebaiknya segera ke dokter untuk melakukan tes fungsi paru dan jantung. Sehingga bisa dideteksi lebih dini," ucap Agus.

Sebelumnya, laporan terbaru WHO tentang Efek Jangka Panjang Covid-19 yang dipublikasikan 9 September 2020, menyebut bahwa Covid-19 dapat menyebabkan penyakit yang berkepanjangan bagi sebagian orang.

https://nasional.kompas.com/read/2020/12/03/15591411/pahami-gejala-covid-19-dan-long-covid-19-ini-bedanya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke