Salin Artikel

Anies Baca Buku How Democracies Die, Firli Bahuri: 2002, Saya Baca Why Nations Fail

Awalnya, Firli membahas mengenai upaya pemberantasan korupsi pada saat menyampaikan sambutan pada acara Serah Terima Barang Rampasan dari KPK yang disiarkan akun YouYube KPK, Selasa (24/11/2020).

"Kita paham bahwa tindak (pidana) korupsi ini menjadi perhatian kita bersama dan bukan hanya perhatian bangsa Indonesia. Tetapi seluruh dunia memberikan perhatian terhadap korupsi karena kejahatan ini adalah kejahatan yang luar biasa," ucap Firli.

Penanganan kasus korupsi, imbuh dia, juga perlu dilakukan secara luar biasa. Sebab, menurut dia, dampak yang ditimbulkan dari kejahatan rasuah ini luar biasa.

"Banyak negara gagal mewujudkan tujuan negara karena banyaknya korupsi," kata dia.

Secara tiba-tiba, Firli kemudian menyinggung ramainya pembahasan terkait unggahan Anies yang tengah membaca buku How Democracies Die.

Ia mengatakan, jauh sebelum Anies membaca buku tersebut, Firli mengaku bahwa dirinya telah membaca buku lain berjudul Why Nations Fail.

"Kalau kemarin saya lihat ada di media Pak Anies membaca How Democracies Die. Sebelum itu, Pak, bukunya ada Why Nations Fail, itu sudah lama saya baca, Pak. Tahun 2002 sudah baca buku itu," kata Firli.

"Kalau ada yang baru baca sekarang, kayaknya baru bangun, Pak. Makanya banyak yang mengkritisi, kan, sudah lama buku itu, Pak," sambung dia.

Namun untuk diketahui buku Why Nations Fail yang dibaca Firli baru diterbitkan pertama kali pada 2012.

Dilansir dari Goodreads, buku yang ditulis oleh Daron Acemoglu dan James Robinson, berdasarkan hasil penelitian mereka sebelumnya itu diterbitkan pertama kali oleh Crown Business pada Maret 2012.

Diberitakan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengunggah di media sosial Instagram satu foto yang menunjukkan dirinya sedang bersantai pada Minggu (22/11/2020).

Dalam unggahan tersebut, Anies menuliskan caption: "Selamat pagi semua. Selamat menikmati Minggu pagi."

Dilansir dari Goodreads, buku How Democracies Die diterbitkan kali pertama dalam versi bahasa Inggris pada 16 Januari 2018 oleh penerbit Crown Publishing Group.

Dalam sinopsinya, buku tersebut menceritakan kematian demokrasi dengan terplihnya banyak pemimpin otoriter.

Kepemimpinan otoriter dinilai akan menyalahgunakan kekuasaan pemerintahan, dan penindasan total atas oposisi.

Gejala-gejala kematian demokrasi dinilai sedang terjadi di seluruh dunia dan pembaca diajak untuk mengerti untuk cara menghentikan kematian demokrasi ini.

Kedua penulis yang merupakan profesor dari Harvard yang menerangkan sejarah dan kerusakan rezim selama abad ke-20 dan ke 21 dan menunjukan bahayanya pemimpin otoriter ketika menghadapi krisis besar.

https://nasional.kompas.com/read/2020/11/24/15174121/anies-baca-buku-how-democracies-die-firli-bahuri-2002-saya-baca-why-nations

Terkini Lainnya

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke