Berdasarkan data, angka kasus stunting di Sumba Barat Daya mencapai 30,1 persen, lebih tinggi dari angka rata-rata nasional yaitu 27 persen.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, salah satu upaya pemerintah untuk menangani stunting di wilayah tersebut adalah dengan membangun fasilitas mandi cuci kakus (MCK).
"Pembangunan MCK ini bisa menjadi bagian upaya menurunkan angka stunting. Presiden Joko Widodo menargetkan (angka stunting) harus 14 persen pada 2024. Waktu efektifnya tiga tahun, kita harus kerja keras," kata Muhadjir saat kunjungan ke Sumba Barat Daya, dikutip dari siaran pers, Rabu (18/11/2020).
Muhadjir mengatakan, MCK merupakan bantuan yang diberikan pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebagai salah satu cara untuk penanganan stunting.
Salah satu wilayah yang diberikan bantuan fasilitas MCK tersebut adalah Desa Bila Cenge serta desa-desa lain di Sumba Barat Daya yang dikunjungi Muhadjir.
"Walaupun masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam rangka penyempurnaan pemanfaatan MCK, tapi MCK yang dibangun Kementerian PUPR dimanfaatkan oleh 10 KK untuk satu MCK sudah cukup efektif untuk mengatasi stunting," kata Muhadjir.
Apalagi, kata dia, stunting sangat erat kaitannya dengan hidup higienis dan sehat sehingga MCK pun sangat dibutuhkan.
Namun, Muhadjir menilai bahwa persoalan stunting tidak bisa ditangani hanya satu pihak saja.
Menurut dia, perlu upaya lintas sektoral bersama dalam pengentasannya sehingga tidak hanya pemerintah saja tetapi juga para pemangku kepentingan.
"Tahun 2021 nanti kemungkinan besar leading sector ada di BKKBN untuk penanganan stunting. Sumba Barat Daya tertinggi angka stuntingnya sehingga penanganan secara teknis harus betul-betul diperhatikan," ucap dia.
https://nasional.kompas.com/read/2020/11/18/17080541/angka-stunting-di-sumba-barat-daya-lebih-tinggi-dari-nasional-pemerintah