Berdasarkan data yang dihimpun Satgas Covid-19, hingga Minggu (15/11/2020) terjadi penambahan 4.106 kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19.
Penambahan kasus tersebut membuat total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Tanah Air mencapai 467.113 kasus.
Dari total kasus positif Covid-19 tersebut, tercatat 59.911 kasus aktif. Adapun kasus aktif adalah pasien yang dinyatakan positif Covid-19 dan sedang menjalani perawatan.
Dalam data yang sama juga menunjukkan masih ada harapan sembuh bagi pasien terinfeksi Covid-19.
Pada periode 14-15 November, pasien Covid-19 yang dinyatakan pasien sembuh bertambah sebanyak 3.897 orang, sehingga totalnya mencapai 391.991 orang.
Untuk diketahui, pasien yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 setelah dua kali hasil pemeriksaan laboratorium polymerase chain reaction (PCR) negatif.
Sementara itu, pasien yang meninggal dunia akibat terinfeksi Covid-19 masih mengalami penambahan.
Total pasien meninggal akibat Covid-19 mencapai 15.211 orang. Jumlah itu meningkat setelah terjadi 63 orang.
Pemeriksaan spesimen
Pembaharuan data kasus positif Covid-19 sendiri didapatkan pemerintah setelah melakukan pemeriksaan spesimen setiap hari.
Dalam periode 14-15 November, pemerintah melakukan pemeriksaan spesimen sebanyak 32.861 spesimen dari 25.396 orang yang diambil sampelnya.
Pemeriksaan dilakukan dengan metode Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) dan Tes Cepat Molekuler (TCM) di 426 jejaring laboratorium yang tersebar di seluruh Indonesia.
Secara kumulatif, pemerintah telah memeriksa 5.055.488 spesimen dari 3.313.590 orang.
Sementara itu, saat ini ada 63.380 orang yang berstatus suspek Covid-19. Suspek adalah istilah pengganti untuk pasien dalam pengawasan (PDP).
Hindari kerumunan
Sementara itu, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengingatkan bahayanya penyebaran Covid-19 bagi masyarakat yang berada di kerumunan.
Menurutnya, menghindari kerumunan penting dilakukan. Mengingat, kerumunan massa hampir dipastikan bisa menyebabkan penularan Covid-19.
"Sejumlah aktivitas yang menciptakan kerumunan hampir pasti bisa menimnulkan penularan, menulari dan tertular satu sama lainnya," ujar Doni dalam konferensi pers di RSD Covid-19 Wisma Atlet, Jakarta, Minggu (15/11/2020).
Doni mengungkapkan, keterlibatan masyarakat dalam kerumunan massa bisa saja tak bermasalah bagi mereka yang berusia 36 tahun dan tidak mempunyai komorbid.
Namun, hal itu tetap rawan terjadinya penularan ketika mereka kembali bertemu anggota keluarga yang memiliki komorbid.
Jika itu terjadi, risiko yang akan diterima anggota keluarga tersebut adalah adanya potensi tertular Covid-19.
"Data yang kami peroleh selama 8 bulan terakhir, angka kematian penderita komorbid dan lansia mencapai 80 persen sampai 85 persen, sebuah angka yang sangat tinggi," kata dia.
Untuk itu, ia meminta masyarakat untuk bahu-membahu meningkatkan kedisiplinannya dalam menjaga protokol kesehatan.
Peningkatan tes
Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga Laura Navika Yamani mendorong pemerintah meningkatkan testing menyusul masih adanya kegiatan yang menyebabkan kerumunan massa.
"Seperti kemarin kondisi kerumunan di Bandara Soekarno-Hatta. Pemerintah harus dengan konsekuensi risiko penyebaran Covid-19, dengan melakukan testing aktif dan massal pada lokasi atau asal dari populasi yang melakukan kerumunan," kata Laura saat dihubungi Kompas.com, Minggu (15/11/2020).
Menurutnya, peningkatan testing juga bisa menjadi langkah sigap pemerintah dalam mengendalikan Covid-19, terutama ketika terjadinya kerumunan massa.
"Jadi jika ada kegiatan yang dengan kerumunan, pemerintah sigap dalam menemukan kasus dan melakukan isolasi untuk mencegah terjadinya penyebaran yang meluas," kata dia.
Laura juga mengingatkan pemerintah supaya memerhatikan jumlah pemeriksaan supaya bisa menurunkan angka positivity rate sesuai rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) di bawah 5 persen.
"Artinya ya jumlah testing dan tracing harus ditingkatkan di komunitas masyarakat," pungkasnya.
https://nasional.kompas.com/read/2020/11/16/06260311/update-467113-kasus-covid-19-dan-dorongan-peningkatan-tes