JAKARTA, KOMPAS.com - Situs resmi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang beralamat di dpr.go.id sempat diretas, Kamis (9/10/2020).
Peretasan situs itu diketahui dari unggahan sebuah video yang viral di media sosial.
Sementara itu, Wakil Ketua Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI) Jumisih menyesalkan sikap Presiden Joko Widodo yang memilih melakukan kunjungan kerja di tengah aksi unjuk rasa yang dilakukan buruh menolak Undang-Undang Cipta Kerja.
Jumisih menuding, Jokowi menghindar dari buruh dengan melakukan kunjungan kerja tersebut.
Berikut berita yang paling banyak dibaca di Kompas.com, kemarin, selengkapnya:
1. Situs DPR diretas
Diketahui bahwa selama ini pada bagian muka situs tersebut bertuliskan "Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia".
Namun, tulisan yang berada di samping kanan lambang DPR itu berubah menjadi "Dewan Penghianat Rakyat Republik Indonesia" saat diretas.
Kabar peretasan itu dibenarkan oleh Menteri Komunikasi dan Informasi Johnny G Plate. Menurut dia, tim IT DPR langsung turun untuk memperbaiki tampilan muka situs tersebut.
"Sedang dalam penanganan dan Tim IT DPR RI sudah menurunkan situs yang di-hack tersebut," kata Johnny saat dihubungi, Kamis (8/10/2020).
Selengkapnya di sini
2. Buruh : harusnya presiden hadapi kami, bukan menghindar
Menurut Jumisih, seharusnya Presiden memanfaatkan momentum ini untuk mendengar aspirasi masyarakat.
Ia pun menilai, pelaksanaan kunjungan kerja Presiden dapat ditunda untuk sementara waktu karena ada tuntutan sejumlah elemen masyarakat yang mendesak.
"Presiden itu menghindar, enggak gentle ya. Harusnya hadapi kami dong yang ingin ketemu," ujar Jumisih kepada Kompas.com, Kamis (8/10/2020).
"Katanya Presiden dari rakyat, katanya mau mendengarkan aspirasi rakyat, katanya jadi Presiden untuk rakyat, harusnya itu (menemui buruh) dilakukan," imbuh dia.
Selengkapnya di sini
https://nasional.kompas.com/read/2020/10/09/06583161/populer-nasional-situs-dpr-diretas-buruh-seharusnya-presiden-hadapi-kami