Sebab, dengan menerapkan lockdown atau PSBB, ekonomi tidak bergerak.
"Tidak perlu lagi kita misalnya harus lockdown, haruslah PSBB, enggak perlu. Kalau kita lockdown atau PSBB apa yang terjadi? Ekonomi tidak bergerak," kata Abdul dalam sebuah diskusi virtual, Selasa (1/9/2020).
Dengan tidak bergeraknya ekonomi, kata Abdul, negara mengalami resesi. Lebih lanjut, terjadi konflik yang luar biasa di mana-mana.
"Negara kita menjadi resesi. Apa yang terjadi? Terjadilah konflik di mana-mana, konflik sosial, implikasi sosial, implikasi ekonomi luar biasa," ucap dia.
Abdul pun mengimbau masyarakat tak terlalu cemas dengan Covid-19. Sebaliknya, ia meminta masyarakat hidup berdampingan dengan virus corona.
Pandemi Covid-19 diibaratkan Abdul seperti proses fotokopi. Saat sebuah teks difotokopi pertama kali, hasil fotokopi akan terbaca jelas.
Jika fotokopi itu dilakukan berkali-kali, teks akan semakin tak terbaca.
Begitu pun dengan Covid-19, saat pertama muncul, virus itu begitu ganas. Namun,lambat laun gejalanya semakin berkurang.
Bahkan, di Indonesia, angka kesembuhan pasien Covid-19 terus meningkat. Angka pasien sembuh jauh lebih banyak dari jumlah pasien meninggal dunia.
Oleh karena itu, menurut dia, selama memperhatikan protokol kesehatan yakni memakai masker, menjaga jarak, dan rajin cuci tangan, kata Abdul, masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa.
"Jadi sekarang silakan saja beraktivitas seperti biasa yang penting ikuti protokol kesehatan," kata dia.
https://nasional.kompas.com/read/2020/09/01/14383591/pejabat-kemenkes-pentingkan-ekonomi-bergerak-ketimbang-psbb