Pada Kamis, Indonesia mencatat penambahan kasus baru tertinggi selama pandemi, yakni sebanyak 2.719 kasus selama kurun waktu 24 jam.
Menurut Pandu, rekor kasus baru itu terkait mobilitas orang saat libur panjang kemarin.
"Sebab saat liburan panjang itu ternyata penduduk jalan-jalan. Sejak awal PSBB sudah begitu banyak (mobilitas) yang distop. Lalu saat liburan panjang orang mudik, bepergian dan sebagainya," kata Pandu saat dihubungi Kompas.com, Jumat (28/8/2020).
Menurut dia, libur panjang dalam rangka merayakan HUT ke-75 kemerdekaan Indonesia, kemudian dilanjutkan dengan peringatan tahun baru Islam itu memang telah terjadi pekan lalu.
Namun, seperti pada kondisi umumnya, akibat dari mobilitas penduduk saat libur panjang baru terasa sepekan, dua pekan hingga seterusnya.
Penyebabnya, kata dia, bisa jadi banyak individu yang terpapar Covid-19 tetapi tak merasakan gejala sakit. Kemudian, individu itu bisa menularkan penyakit ke orang lain saat bepergian, kembali ke kampung halaman, kembali ke rumah atau kembali bekerja di kantor.
Pandu juga mengingatkan bahwa satu orang positif Covid-19 bisa berpotensi menularkan ke satu hingga dua orang lain.
Jika kondisi ini terjadi terus, maka kasus positif Covid-19 tentu terus bertambah dan susah dikendalikan.
Pandu lantas mencontohkan kondisi terkini kasus Covid-19 di DKI Jakarta.
Semula, di DKI kondisi penanganan Covid-19 sudah terbilang membaik. Bahkan, kasus penularan cenderung bergerak ke kondisi melandai hingga turun.
"Sekarang jadi batal landai. Malah meningkat terus sampai sekarang dan tidak bisa lagi dikendalikan. Ini yang jadi masalah, kenapa? Sebab selalu terjadi mobolitas penduduk," ucap Pandu.
"Yang mudik, yang balik ini ternyata banyak sekali. Kemudian liburan panjang selama sepekan berturut-turut. Diperkirakan kondisi penularan tinggi ini akan sampai minggu depan, bahkan lebih," tuturnya.
Namun, jika mobilitas dihentikan secara total, menurutnya justri bukan pilihan kebijakan.
"Sehingga, harus diusahakan terus ada edukasi untuk masyarakat, utamanya bagi yang bepergian ya. Agar jangan sampai lalai menerapkan pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak selama bepergian," tutur Pandu Riono.
"Masyarakat jangan berpikir tidak berasa apa-apa saat tertular. Memang benar tak bergejala, tapi kan dia menularkan ke lainnya dan seterusnya," kata dia.
Sebelumnya, berdasarkan data pemerintah hingga Kamis (27/8/2020) pukul 12.00 WIB, diketahui total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 162.884 orang sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.
Diketahui, penambahan sebanyak 2.719 kasus pada Kamis merupakan penambahan kasus harian tertinggi Covid-19 dalam sehari.
Berdasarkan catatan Kompas.com dari update data pemerintah, angka tersebut merupakan jumlah kasus baru tertinggi sejak kasus pertama Covid-19 diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.
Dengan penambahan tersebut, total ada 118.575 kasus Covid-19 di Tanah Air.
Penambahan 2.719 kasus baru ini merupakan hasil pemeriksaan dari 29.663 spesimen terhadap 21.018 orang dalam sehari.
Sementara itu, angka penambahan hari ini melebihi rekor penambahan tertinggi sebelumnya yang tercatat pada 9 Juli 2020.
Saat itu, ada 2.657 kasus baru Covid-19 dengan total kasus di seluruh Indonesia mencapai 70.736 kasus.
https://nasional.kompas.com/read/2020/08/28/10592651/rekor-penambahan-kasus-covid-19-epidemiolog-duga-akibat-mobilitas-saat-libur