Salin Artikel

Indonesia Butuh Banyak Lembaga Riset untuk Berdayakan Plasma Nutfah

KOMPAS.com - Salah satu ahli pangan Indonesia, Winarno menyatakan, Indonesia memiliki 17 persen dari keanekaragaman hayati yang ada di dunia.

Dari jumlah itu bisa dipastikan Indonesia kaya akan plasma nutfah, yaitu substansi pembawa sifat keturunan yang dapat berupa organ utuh atau bagian dari tumbuhan atau hewan serta jasad renik.

Plasma nutfah merupakan kekayaan alam yang sangat berharga bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung pembangunan nasional

“Kekayaan plasma nutfah Indonesia itu sangat besar, namun belum bisa dinikmati karena banyaknya alasan," katanya dalam web seminar (webinar) Future Food Day yang digelar Accelerice, Senin (24/8/2020).

Oleh karenanya, Winarno menilai, perlu adanya banyak badan riset agar plasma nuftah di Indonesia bisa diberdayakan untuk kemakmuran bangsa.

Selain itu, Winarno mengatakan, plasma nutfah Indonesia itu sangat penting untuk terus dipertahankan.

Sementara itu  terkait adanya usaha membuat kuliner khas Indonesia, menurut Winarno, keanekaragaman hayati yang dimiliki daerah-daerah membuat Indonesia sulit mewujudkan kuliner dengan satu rasa.

“Biarlah kuliner lokal itu tumbuh dengan ciri khasnya masing-masing. Local Wisdom ini jauh lebih penting,” sambung Winarno.

Terlebih, menurut Winarno, kuliner yang terbuat dari rempah-rempah lokal itu sudah tumbuh dengan lingkungannya sendiri.

"Lewat kekayaan hayati lokal, terutama rempah-rempah ini, Indonesia pernah menjadi terkenal dan incaran banyak negara, terutama dari Eropa," ujar Winarno dalam keterangan tertulisnya.

Winarno menambahkan, jika kaum milenial saat ini mampu mengembalikan kejayaan seperti masa lalu, maka rempah dan pangan lokal ini bisa kembali mendunia seperti dulu.

Sementara itu  salah satu master chef masakan lokal Indonesia, Chef William Wongso menyatakan, profil rasa lokal Indonesia perlu diperkenalkan ke luar negeri.

“Profil rasa Indonesia itu sangat berbeda dengan tempat atau negara lain karena bumbu lokal itu berbeda satu tempat dengan yang lain, begitu pula cara masaknya,” ujar William Wongso.

Pada kesempatan yang sama, Ambassador Of Scholars Indonesia bagian Food Technology, Ravindra Airlangga menyatakan, inovasi dalam pengembangan pangan lokal penting untuk mendukung ketahanan pangan nasional.

Menurut dia, inovasi di bidang pangan selama ini kurang diperhatikan, meskipun tak kalah pentingnya dengan inovasi di bidang informatika.

"Accelerice menghadirkan wadah bagi golongan inovator pangan untuk mewujudkan karya mereka guna menyelesaikan persoalan genting seperti stunting atau produksi berkelanjutan,” sambung Ravindra yang juga menjadi salah moderator webinar tersebut.

https://nasional.kompas.com/read/2020/08/24/19355111/indonesia-butuh-banyak-lembaga-riset-untuk-berdayakan-plasma-nutfah

Terkini Lainnya

KPK Diusulkan Tidak Rekrut Penyidik dari Instansi Lain, Kejagung Tak Masalah

KPK Diusulkan Tidak Rekrut Penyidik dari Instansi Lain, Kejagung Tak Masalah

Nasional
Jokowi Tekankan Pentingnya Alat Kesehatan Modern di RS dan Puskesmas

Jokowi Tekankan Pentingnya Alat Kesehatan Modern di RS dan Puskesmas

Nasional
100.000-an Jemaah Umrah Belum Kembali, Beberapa Diduga Akan Berhaji Tanpa Visa Resmi

100.000-an Jemaah Umrah Belum Kembali, Beberapa Diduga Akan Berhaji Tanpa Visa Resmi

Nasional
KPU Bantah 16.000 Lebih Suara PPP Hilang di Sumut

KPU Bantah 16.000 Lebih Suara PPP Hilang di Sumut

Nasional
Tata Kelola Makan Siang Gratis

Tata Kelola Makan Siang Gratis

Nasional
Sandiaga Sebut Pungli di Masjid Istiqlal Segera Ditindak, Disiapkan untuk Kunjungan Paus Fransiskus

Sandiaga Sebut Pungli di Masjid Istiqlal Segera Ditindak, Disiapkan untuk Kunjungan Paus Fransiskus

Nasional
Pakar Ingatkan Jokowi, Pimpinan KPK Tidak Harus dari Kejaksaan dan Polri

Pakar Ingatkan Jokowi, Pimpinan KPK Tidak Harus dari Kejaksaan dan Polri

Nasional
Kritik Haji Ilegal, PBNU: Merampas Hak Kenyamanan Jemaah

Kritik Haji Ilegal, PBNU: Merampas Hak Kenyamanan Jemaah

Nasional
Jokowi Puji Pelayanan Kesehatan di RSUD Baharuddin Kabupaten Muna

Jokowi Puji Pelayanan Kesehatan di RSUD Baharuddin Kabupaten Muna

Nasional
KPK Siap Hadapi Gugatan Praperadilan Gus Muhdlor Senin Hari Ini

KPK Siap Hadapi Gugatan Praperadilan Gus Muhdlor Senin Hari Ini

Nasional
Jasa Raharja Santuni Semua Korban Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang  

Jasa Raharja Santuni Semua Korban Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang  

Nasional
Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Soal Waktu, Komunikasi Tidak Mandek

Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Soal Waktu, Komunikasi Tidak Mandek

Nasional
Bus Rombongan Siswa SMK Terguling di Subang, Kemendikbud Minta Sekolah Prioritaskan Keselamatan dalam Berkegiatan

Bus Rombongan Siswa SMK Terguling di Subang, Kemendikbud Minta Sekolah Prioritaskan Keselamatan dalam Berkegiatan

Nasional
Saat DPR Bantah Dapat Kuota KIP Kuliah dan Klaim Hanya Distribusi...

Saat DPR Bantah Dapat Kuota KIP Kuliah dan Klaim Hanya Distribusi...

Nasional
Hari Kedua Kunker di Sultra, Jokowi Akan Tinjau RSUD dan Resmikan Jalan

Hari Kedua Kunker di Sultra, Jokowi Akan Tinjau RSUD dan Resmikan Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke