Salin Artikel

Pesawat N250 Gatotkaca Dimuseumkan, Begini Sejarah Perjalanannya...

Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsma TNI Fajar Adriyanto mengatakan, Muspusdirla menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi pesawat yang digagas Presiden Indonesia ketiga, BJ Habibie itu.

Dalam keterangan tertulisnya pada Jumat, Fajar menyebut badan Pesawat N250 telah menempuh perjalanan darat sejauh 567 kilometer dari Bandung ke Yogyakarta.

"Melalui perjalanan yang sangat panjang, akhirnya Pesawat N250 Gatotkaca tiba di tempat peristirahatannya di Muspusdirla Yogyakarta. Perjalanan sang Gatot Kaca ini menempuh jarak kurang lebih 567 kilometer," kata Fajar.

Sesampainya di Yogyakarta, kata Fajar, pesawat yang pernah menjadi kebanggaan Indonesia pada 25 tahun lalu itu akan dijadikan monumen yang bisa dilihat masyarakat.

Pemerintah ingin masyarakat tahu bahwa Indonesia pernah mampu membuat pesawat terbang berteknologi canggih di masanya.

"Sebagai pertanda bahwa bangsa Indonesia mampu membuat pesawat terbang dengan teknologi canggih, yakni fly by wire," tutur Fajar.

Fajar juga bercerita soal sejarah Pesawat N250 Gatot Kaca.

Produksi N250 bermula saat PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio (PT IPTN) mendapat tugas dari pemerintah saat itu untuk merancang bangun dan memproduksi sepenuhnya pesawat tersebut.

Proses rancang bangun pesawat pun dimulai. 

Fajar mengatakan, N-250 merupakan pesawat turboprop yang menggunakan teknologi mutakhir, antara lain fly by wire system, full glass cockpit with engine instrument and crew alerting system (EICAS), engine control with full autorithy digital engine control (FADEC).

Pesawat itu juga dilengkapi electrical power system with variable speed constant frequency (VSCF) generator yang biasa dipakai dalam pesawat tempur dan saat itu baru diterapkan pada B737-500.

Selain itu, desain struktur yang efisien dan kokpit yang lebih luas serta terbang lebih cepat dibandingkan dengan saingannya ATR 72 (Perancis), De Havilland-Q 400 (Kanada) dan MA60 (Cina).

Pada 1989 BJ Habibie memperkenalkan N-250 di Paris Airshow Le Bourget Paris.

Saat itu, dunia dibuat tercengang dengan pesawat N250 yang dirancang oleh putera-puteri Indonesia.

"Dengan publikasi tersebut, para pesaing N-250 begitu was-was. Ditambah dengan N250 menerapkan begitu banyak teknologi mutakhir serta sejumlah perusahaan penerbangan lokal telah memesan pesawat canggih tersebut," ujar Fajar.

Pada 1992, pemotongan material N250 memasuki tahap produksi ditandai dengan menekan spindle mesin computer numerical control machine (CNC) untuk melakukan pemotongan pertama material untuk bagian sayap di hanggar Fabrikasi (Aerostructure) oleh Direktur Utama IPTN, BJ Habibie.

Adapun komponen N250 yang pertama dibuat yaitu bagian sayap kiri atas berbahan baku aluminium alloy.

Pada 1994 disebut sebagai tahun kelahiran N-250 Gatotkaca.

Tepatnya pada 10 November 1994 prototipe N250 pertama berkapasitas 50 penumpang itu keluar dari hanggar (roll-out) dan ditarik 50 karyawan IPTN.

Penerbangan perdana

Fajar mengatakan, terdapat dua peristiwa penting bagi IPTN pada 1995.

Pertama, penerbangan perdana (first flight) N250 Gatotkaca.

"Penerbangan perdana N250 Gatot Kaca dihadiri oleh Presiden beserta Ibu Tien Soeharto dan Wakil Presiden berserta Ibu Tuti Try Sutrisno dengan sejumlah Menteri," tutur Fajar.

"Peristiwa ini merupakan hadiah ulang tahun emas (50 tahun) Republik Indonesia. Penerbangan tersebut merupakan ajang pembuktian bagi yang meragukan N250," kata dia. 

Saat itu, penerbangan dilakukan oleh chief test pilot Erwin Danuwinata dan co-test pilot Sumarwoto serta flight test engineers Hindawan Haryo Wibowo dan Yuarez Riadi.

N250 Gatotkaca mendarat dengan sempurna di landasan pacu Bandara Husein Sastranegara Bandung setelah 56 menit mengudara.

"Kemudian, ini menjadi peristiwa penting kedua, yakni ditetapkannya 10 Agustus 1995 menjadi Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas)," ucap Fajar.

Selanjutnya, pada 22-30 Juni 1996, tepatnya dalam ajang Indonesia air show kedua yang diselenggarakan di Bandara Soekarno Hatta, N250 dan CN235 terbang dalam perhelatan besar tersebut.

Penerbagan ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mampu bersaing dengan bangsa lain.

IPTN sempat membangun dan menerbangkan dua prototipe N250, yaitu Gatot Kaca (PA1) untuk 50 penumpang dan Krincing Wesi (PA2) untuk 70 penumpang.

Krincing Wesi terbang perdana pada 11 Desember 1996.

Kembali tampil di Paris Air Show

Pada 1997, N250 dan CN235 Pamer Kekuatan di Paris Air Show di Le Bourget Paris.

Menurut Fajar, N250 Gatotkaca diberangkatkan dari Bandung ke Paris sejauh 13.500 kilometer oleh Kolonel Penerbang (Purn) Chris Sukardjono dan LetKol Penerbang Sumarwoto Pada Selasa pagi 10 Juni 1997.

Dalam perjalanannya, N250 terbang bersama CN235 MPA.

Dua pesawat ini singgah di beberapa negara untuk mengisi bahan bakar dan promosi dengan rute Bandung – Batam – Bangkok (Thailand) – Kalkuta (India) – Bombay (India) – Muskat (Oman) – Riyadh (Arab Saudi) – Alexandria (Mesir) – Brindisi (Italia) - Le Bourget (Paris Perancis) yang ditempuh selama 30 jam.

Pada saat pulang, N250 diterbangkan melewati beberapa negara Eropa kemudian N250 diperagakan dan diterbangkan ke Turki, Mesir, Uni Emirat Arab, Pakistan, Thailand, Vietnam, Filipina dan Brunei Darussalam sebelum kembali ke Bandung.

Terdampak krisis moneter

Namun, nasib baik tidak selalu berpihak kepada N250.

Melansir pemberitaan Kompas.com, pada 1998 ketika Indonesia mengalami krisis moneter hebat, proyek N250 terpaksa dihentikan.

"Tahun 1998 proyek N250 berhenti ketika Indonesia menandatangani kerja sama dengan IMF," kata Irlan Budiman, Plt Sekretaris Perusahaan PT DI saat ditemui di hanggar Delivery Service PTDI, Kamis (12/9/2019).

Irlan mengatakan, penghentian proyek pengembangan N250 merupakan salah satu klausul kerja sama Indonesia dengan IMF.

"Dihentikannya mungkin karena faktor politis. Pada saat itu dalam perjanjian IMF dengan Indonesia ada klausul untuk penghentian pendanaan proyek N250," kata dia. 

Sementara itu, menurut Fajar, perjanjian dengan IMF dan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 1998 juga mengakibatkan terhentinya program N250 dan N2130 serta batalnya beberapa proyek terkontrak, karena harga material melonjak tinggi.

"Dampak lanjutan dari krisis moneter tersebut adalah pendapatan IPTN yang merosot tajam dan sebagian karyawan IPTN kehilangan beban kerja," tutur Fajar.

Sementara itu, sebagian karyawan IPTN melakukan beberapa kali aksi demo.

Pada 2 Maret 2000, pemerintah mengeluarkan keputusan Presiden (Kepres) Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2000 tentang Pencabutan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 1980 tentang Larangan Pemasukan dan Pemberian Izin Pengoperasian Pesawat Terbang.

Hal tersebut berdampak pada berakhirnya proteksi negara terhadap produk-produk IPTN.

Fajar menuturkan, pada 24 Agustus 2000 Presiden Republik Indonesia keempat KH Abdurachman Wahid meresmikan pergantian nama dan logo PT IPTN diubah menjadi PT Dirgantara Indonesia (PT DI).

Selain itu, pemerintah melakukan perombakan organisasi dengan membentuk unit-unit bisnis untuk mendongkrak pendapatan perusahaan.

"Pada tahun ini N250 PA1 dan PA2 di grounded sampai waktu yang tidak ditentukan," kata Fajar.

"Termasuk terhentinya produksi prototipe N250 ke-3 (PA3) Koco Negoro yang sudah seperempat jadi yang akan digunakan untuk uji sertifikasi ke FAA USA," ucap dia.

Ia juga mengatakan, N250 PA1 dan PA2 telah menempuh 850 jam dari 1700 jam uji terbang yang direncanakan untuk sertifikasi tipe (type certificate).

Dimuseumkan

Surat Keputusan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (SKEP) Nomor 284/VIII/2020 tanggal 14 Agustus 2020 menyebutkan, penugasan penerimaan hibah Pesawat PA01 N250 milik PT DI untuk ditempatkan di Muspusdirla.

Fajar menyebut, N250 akan menjadi koleksi ke 60 yang dimiliki museum tersebut.

"Ini akan menjadi koleksi dari seluruh pesawat-pesawat yang ada di Indonesia. Lami sudah mengoleksi 59 pesawat dari berbagai negara. Ini menjadi koleksi yang ke 60 dan inilah yang buatan Indonesia," ujar Fajar.

Menurut Fajar, rencana membawa pesawat N-250 ke museum di Yogyakarta sebenarnya sudah digagas lama oleh Panglima TNI AU Marsekal Hadi Tjahjono semasa menjabat Kasau.

Salah satu tujuannya yakni memamerkan kepada masyarakat atas keberhasilan putra bangsa dalam dunia dirgantara.

"Kenapa dibawa ke museum ini? Ini karena gagasan dari Bapak Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang saat itu menjadi Kasau. Beliau ingin pesawat yang membanggakan ini bisa dilihat oleh seluruh masyarakat Indonesia," kata Fajar.

https://nasional.kompas.com/read/2020/08/21/19240821/pesawat-n250-gatotkaca-dimuseumkan-begini-sejarah-perjalanannya

Terkini Lainnya

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

Nasional
Jokowi Ingin TNI Pakai 'Drone', Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan 'Drone AI'

Jokowi Ingin TNI Pakai "Drone", Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan "Drone AI"

Nasional
Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Nasional
Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke